Wendi berjalan masuk ke kelas dan dengan senyum cerah dia menghampiri Ivan dan Ruben. "Kalian tau kan bentar lagi ada apa?" dia bertanya kepada kedua temannya tetapi keduanya tampak sangat tidak mengerti apa yang dia maksud.
"Bentar lagi prom!" Wendi menjawab dengan penuh semangat, tetapi sahabat-sahabatnya sepertinya tidak seheboh dia. "Kenapa kalian gak tertarik? INI PROM!" ucap Wendi.
"Iya, gue tau bentar lagi prom," kata Ruben. "Gue udah minta Wenda untuk jadi prom date gue," ucap Ruben dengan senyuman bangga.
"Bentar lagi prom? Kapan?" Ivan bertanya, merasakan kepanikan yang melanda karena dia pikir dia masih punya waktu untuk bersiap.
"Iya, 2 minggu lagi, lo lupa?" tanya Wendi. Ivan tidak menjawab tapi dia hanya mengangguk.
"Eh, tenang aja, lo masih punya waktu untuk mikirin promposal kok," kata Ruben.
"Iya, masih 2 minggu, santai aja! By the way Ben, gimana cara lo ajak Wenda ke prom?" tanya Wendi. "Gue pergi ke rumahnya bawa satu papan gede yang ada tulisan 'do you want to be my prom date?' terus pas dia jawab iya, gue kasih dia kalung," jawab Ruben.
"Itu romantis," Ivan akhirnya berkata. "Sekarang gue harus lebih romantis dari itu," lanjutnya.
Ruben memutar bola matanya, "Ini bukan kompetisi." Tapi Ivan mengabaikan Ruben dan dia malah menoleh ke Wendi dan bertanya, "Lo udah punya ide gimana cara minta Natasya jadi prom date lo?"
Wendi menggelengkan kepalanya, "Belum, gue masih mikirin beberapa ide," jawabnya.
"Udah, kalian berdua santai aja, jangan terlalu dipikirin, nanti malah jadi beban atau nanti kalian malah berlebihan," ucap Ruben. "Oh iya, gue lupa kasih tau kalian kalau gue gak bisa hang out sepulang sekolah, gue mau pergi sama Wenda," lanjutnya.
"That's alright."
"It's cool bro, enjoy your date!"
"Mungkin lain kali?" Ruben asked.
"Iya, lain kali aja. Gue juga hari ini mau pergi sama Ayu," ucap Ivan.
-----
Saat pulang sekolah, Ivan dan Ayu sedang berjalan keluar dari gedung sekolah ketika Wendi tiba-tiba berlari ke arah Ivan dan hampir membuat Ivan jatuh.
"Dude, what the hell?" Ivan memelototinya.
"Gue akhirnya punya ide gimana cara minta Natasya jadi prom date gue!" ucap Wendi dengan penuh semangat.
"Okay, terus?" Ivan bertanya karena dia tidak tahu mengapa Wendi mengatakan ini padanya sekarang.
"How are you going to ask her?" Ayu bertanya.
"Gue mau ajak Natasya ke prom pake rolled ice cream or normal ice cream, tergantung yang mana yang lebih gampang," kata Wendi dengan wajah berseri-seri.
Ivan dan Ayu saling pandang sebelum melirik Wendi dengan bingung.
"So are you... just gonna buy her a cup and call it a day?" Ivan bertanya dengan hati-hati.
Wendi menggelengkan kepalanya, "Of course not! Enggak ada yang istimewa kalau cuman begitu." Wendi berhenti sebelum dia lanjut berkata, "Sebenernya gue belum kepikiran sampe sejauh itu, gue baru kepikiran pengen tanya dia untuk jadi prom date gue pake es krim tapi gak tau caranya gimana."
Ayu tertawa sementara Ivan hanya bisa menghela nafas, "Okay, gue gak terlalu tau tentang rolled ice cream, tapi mungkin lo bisa tulis sesuatu di box yang gede tempat naro es krimnya?" Ivan memberi saran.
Wendi mengangguk, "You're onto something there....."
"Gimana kalau Ivan ikut sama lo dan bantuin lo siapin semua yang lo perluin?" Ayu mengusulkan yang membuat Ivan langsung menatap ke arahnya dan melontarkan kata tidak.
Wendi memicingkan matanya, "Lo gak percaya kalau gue bisa ngelakuin ini sendiri?" Dia bertanya.
Ayu tidak menjawab pertanyaannya, dia tetap diam dan menghindari kontak mata dengan Wendi.
Wendi menghela nafas, "No, jangan jawab itu," katanya. "Van, come and help me with it?" tanyanya pada Ivan dengan tatapan putus asa.
"Tapi gue udah punya rencana sama Ayu," jawabnya.
"Enggak, kita bisa pergi lain kali kok," Ayu tersenyum
"But I want to spend the day with you today," ucap Ivan, berusaha membuat Ayu mengerti bahwa dia tidak ingin membantu Wendi dengan promposal-nya karena dia merasa ide es krim ini tidak akan berjalan dengan baik.
Ayu tahu betapa Ivan tidak ingin membantu Wendi tetapi melihatnya menderita seperti ini agak menyenangkan baginya, "Go help your best friend first."
"Fine," Ivan menggerutu dan berjalan menjauh dari Ayu seperti anak kecil yang sedang marah.
Wendi memutar bola matanya., "Gila, gue merasa sangat tidak diinginkan," ucapnya.
"Bukan gitu, gue suka kok pergi bareng lo, but I got a feeling this ice cream idea of yours will be a disaster," ucap Ivan dengan jujur.
"Have a little bit of hope!" kata Wendi. "Yeah, it's a little bit hard to have hope when you're promposal idea is literally a disaster waiting to happen," jawab Ivan yang membuat Wendi mendorongnya dan membuatnya tertawa.
-----
Saat itu jam 8 malam ketika Ivan tiba di rumah Ayu, Ivan mengirim pesan pada Ayu untuk memberi tahunya bahwa dia ada di depan rumahnya dan menunggu di dalam mobil. Butuh waktu 7 menit hingga akhirnya Ayu membuka pintu mobil dan menyapanya dengan senyuman.
"Jadi, kalau kamu liat noda di kursi belakang, ketahuilah itu salah Wendi."
Ayu melihat ke kursi belakang lalu menatap Ivan, "Loh, emang dia ngapain sampe bisa kotor banget begitu?"
Ivan menghela napas, "Wendi nyuruh aku untuk nganterin dia dan semua cup es krim yang dia beli ke rumah Natasya."
"Tunggu...... dia beneran pake es krim untuk minta Natasya jadi prom date dia?" tanya Ayu sambil tertawa.
Ivan mengangguk, "Iya dan semua es krimnya meleleh pas perjalanan ke sana."
Ayu tertawa semakin keras, "NO WAY...."
Ivan mengangguk lagi, "YES WAY!" dia berkata. "Jadi pas kita udah sampe di rumah Natasya, Wendi hampir menangis karena dia frustrasi semua es krimnya meleleh dan banyak yang tumpah dari box dan pas Natasya liat muka Wendi, dia langsung tanya ke aku kenapa Wendi keliatan kayak mau nangis." dia berhenti sebelum melanjutkan berkata, "Jadi aku harus menyeret Wendi keluar dari mobil dan dorong dia ke pelukan Natasya sambil jelasin ke Natasya ide awal Wendi yang akhirnya gagal total."
"All that only for Natasya to laugh and say she thought they were already going to prom together since they're already dating and that asking her to prom is just a waste of time," Ivan akhirnya selesai bercerita, dia masih merasa sedikit kesal karena sekarang mobilnya kotor.
"HAHAHAHAHA! Lucu banget! Tuhkan, ini makanya tadi aku suruh kamu untuk bantuin dia," Ayu tersenyum.
"Tapi sekarang kursi belakang jadi kotor," Ivan cemberut.
"At least you're a good friend for helping him. And just to make it clear, I do want a promposal," ucap Ayu sambil memberikan senyum lebar kepada Ivan.
"I know, aku lagi siapin," Ivan tersenyum.
"Ohhh, give me a hint."
Ivan menggelengkan kepalanya, "Enggak mau."
"Kenapa enggak?"
"Karena ini surprise."
"A little hint?"
"Nope."
Ayu menghela napas, "Fine, but the promposal has to be better than the disaster I just heard," ucap Ayu.
"Don't worry, just wait patiently," ucap Ivan sambil mencubit kedua pipi Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Valedictorian
FanficIvan adalah seorang kapten basket yang belakangan ini selalu mendapatkan nilai jelek dalam beberapa pelajaran, jadi dia harus meminta murid ranking 1 yang bernama Ayu untuk mengajarinya agar Ivan bisa mendapatkan nilai yang bagus.