Saat itu hari Sabtu, Ivan, Ruben, dan Wendi sudah berada di Puncak sejak Jumat malam. Mereka sedang berjalan di pagi hari untuk mencari makan ketika mereka melihat seseorang yang familiar.
"Eh, itu bukannya Wenda ya?" tanya Ruben.
Ivan langsung mengangguk, "Iya itu Wenda, kita samperin yuk," katanya.
Wenda sedikit terkejut ketika mereka bertiga tiba-tiba menghampirinya.
"Loh, kalian kok ada di sini?" Wenda bertanya.
"Orang tuanya Ivan punya villa di sekitar sini," jawab Ruben. "Kita di sini untuk refreshing," tambah Wendi.
"Lo juga punya villa di sekitar sini?" tanya Ivan.
Wenda mengangguk, "Iya, orang tua gue punya villa di sekitar sini," jawabnya.
"Mau gabung gak? Kita mau sarapan nih," ajak Ivan.
"Gak usah, gak apa-apa, gue gak mau mengganggu kalian bertiga," kata Wenda.
"Enggak ganggu kok, gabung aja sama kita, it will be fun," ucap Ruben dan tersenyum pada Wenda.
Wenda hanya bisa tersipu dan langsung berkata, "Ah, oke kalau begitu," dia tersenyum kembali pada Ruben.
Ivan dan Wendi saling melirik dan tersenyum ke arah Ruben tapi Ruben sudah sibuk berbicara dengan Wenda sambil berjalan berdampingan.
Mereka berempat menghabiskan sepanjang hari bersama, itu benar-benar menyenangkan terutama karena Wenda dapat menandingi energi mereka dan dia juga membantu Ruben untuk tenang dan tidak marah-marah kepada Ivan dan Wendi
Ketika mereka hendak tidur, Ivan memutuskan untuk mengirim pesan ke Wenda dan mengajaknya pergi ke air terjun besok bersama Ruben dan Wendi.
Wenda
Hey, it was cool hanging out with you today! Kita harus jalan-jalan bareng lagi kapan-kapan!
Tunggu, ini Wenda kan?
Iya, ini Wenda hahaha
Gue tadi juga seneng kok bisa jalan-jalan sama kalian bertiga
Gue dan yang lain mau ke air terjun besok sebelum balik ke Jakarta, lo mau ikut gak?
Air terjun?
Iya, lo gak akan nyesel! Pemandangannya bagus banget.
Yaudah, gue ikut deh.
Okay! Besok pagi kita jemput ya.
Okay, see you tomorrow!
-----
Saat itu hari Minggu pagi, mereka berempat berada di air terjun. Wenda dan Ivan sudah duduk di salah satu batu besar di sana sementara Ruben membantu Wendi yang takut jatuh saat mencoba mendekati batu tempat Ivan dan Wenda berada.
"Gue mengerti kenapa lo suka tempat ini," kata Wenda.
"Tempatnya bagus kan?" Ivan tersenyum. Senyumannya tidak seterang biasanya, tapi tetap hangat dan terlihat jauh lebih santai. "Kadang gue dateng ke sini sendiri untuk berpikir. Other times, gue biasanya pergi sama Ruben dan Wendi," kata Ivan. "Dan meskipun Wendi benci dateng ke sini karena dia takut, dia tetap memaksakan diri untuk datang karena dia gak mau ketinggalan," Ivan tertawa sambil melihat Wendi yang berpegangan pada Ruben.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Valedictorian
FanfictionIvan adalah seorang kapten basket yang belakangan ini selalu mendapatkan nilai jelek dalam beberapa pelajaran, jadi dia harus meminta murid ranking 1 yang bernama Ayu untuk mengajarinya agar Ivan bisa mendapatkan nilai yang bagus.