22

280 46 13
                                    

Saat ini adalah istirahat kedua, Ivan dan Wendi sedang berjalan kembali ke kelas mereka setelah bertemu dengan salah satu guru mereka di ruang guru ketika mereka mendengar sekelompok murid laki-laki berbicara tentang Ayu. Wendi mencoba menghentikan Ivan tetapi Ivan tidak mendengarkannya dan terus mendekat ke tempat asal suara itu. Awalnya Ivan hanya ingin menghampiri mereka dan menyuruh mereka untuk diam tapi dia mendengar mereka berbicara omong kosong tentang Ayu dan itu memicu kemarahan di dalam diri Ivan.

Ivan langsung menghampiri mereka dan menonjok salah satu laki-laki yang sedang membicarakan Ayu tepat di wajah.

"Bro, what the hell is your problem?" Jefri bertanya, memegangi wajahnya yang baru saja ditonjok Ivan.

Ivan menatapnya dengan marah, "You! You are the problem! All of you are the problem!" teriak Ivan. Dan sekarang murid lain telah berkumpul untuk menonton perkelahian tersebut.

"Van, udahlah, ayo pergi." Wendi mencoba menariknya tetapi gagal total.

"Apologize for all the shit you just said about Ayu!!" ucap Ivan, mukanya merah karena marah.

Jefri menertawakannya, "Kenapa gue harus minta maaf? Emangnya gue salah? Gue benar, kan?"

Saat Jefri menyelesaikan kata-katanya, Ivan langsung menonjoknya untuk kedua kalinya. Jefri yang melihat sekarang sudah ramai, tidak ingin terlihat seperti pecundang sehingga dia memukul balik Ivan tepat di wajahnya yang membuat Ivan semakin marah.

"Fuck you!" ucap Ivan sebelum mendaratkan pukulan lagi tepat di wajah Jefri yang membuat Jefri terjatuh.

Salah satu teman Jefri yang melihat Jefri jatuh langsung menghampiri Ivan dan menonjoknya.

Ivan mendorongnya dan mencoba menonjoknya juga tapi ditahan oleh Wendi, Gading, dan Dika.

Tidak lama setelah mereka bertiga berhasil menahan Ivan untuk tidak menonjok orang lain, seorang guru datang mendekat.

"Ivan! Jefri! Marco! Ruang kepala sekolah. SEKARANG!" ucap guru mereka. "Dan untuk murid yang lain cepat kembali ke kelas, istirahat sudah berakhir!" lanjut guru mereka.


-----


Wendi, Gading, dan Dika menunggu Ivan di luar ruang kepala sekolah. Ivan akhirnya keluar dari ruang kepala sekolah dan berjalan melewati mereka tetapi mereka bertiga mengejarnya dan menghentikannya.

"Jadi gimana?" tanya Dika.

"Suspended for three days and I just risked my university scholarship," Ivan menjawab dengan nada datar. "Untung turnamen basket udah selesai," ucap Ivan dan segera meninggalkan mereka.

"Udah, gue bakal ngurusin dia. Kalian berdua kasih tau Ruben tentang ini ya, dia lagi di ruangan OSIS," ucap Wendi, Gading dan Dika langsung mengangguk, "Kasih tau kita kalau terjadi sesuatu," kata Dika sebelum pergi bersama Gading untuk menemui Ruben.

Wendi berlari mengejar Ivan yang hampir meninggalkan sekolah, "Van, tunggu!"

"Apa?"

"Lo mau pergi kemana?"

"Pulang, gue kan diskors. Orang tua gue udah tau juga, mereka bakal balik ke Jakarta besok."

"Yaudah gue ikut."

"Ngapain?"

"Gue takut lo ngelakuin hal bodoh dalam keadaan kayak gini," jawab Wendi dengan jujur, sambil menyelinap keluar dari sekolah bersama Ivan.

Ketika mereka berada di taman dekat sekolah, handphone Ivan berdering, dan ternyata Ruben yang menelepon.

"Apa?" tanya Ivan.

The ValedictorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang