20

298 45 5
                                    

Wenda memasuki kelas dengan tatapan kesal, "Bisa gak sih tim sepak bola tenang, ini baru jam 7 pagi!" ucapnya sambil duduk di samping Ayu.

Ayu dan Natasya menatapnya bingung, menunggu penjelasan Wenda.

"Mereka terus teriak-teriak nama Ryan dengan sangat keras!" Wenda menghela napas.

"Oh, hari ini hari Jumat, hari ini Ryan ulang tahun, kan?" Natasya bertanya pada Ayu yang mana Ayu hanya mengangguk.

"Lo udah kasih hadiahnya ke dia?" tanya Natasya.

Ayu mengangguk lagi, "Udah, akhirnya gue beliin dia jersey sepak bola," katanya.

"Maksud lo.... kayak waktu itu lo beliin Ivan jersey basket?" Wenda bertanya.

Ayu mengangkat bahunya, "Yea, I guess."

Natasya memicingkan mata, "Ma'am, are you sure you know which one you're dating?" dia bertanya.

"I'm dating Ryan," Ayu langsung menjawab.

"Right..... but you still like Ivan?" tanya Natasya.

Ayu membuang muka dan berkata, "Irrelevant."

"IRRELEVANT MY ASS!" ucap Natasya tapi Ayu tetap diam dan fokus membaca bukunya.

Wenda menggoyang-goyangkan tubuh Ayu, berusaha membuatnya mengatakan sesuatu, "It doesn't work like that! Lo harus jelasin maksud lo!" kata Wenda.

Tapi Ayu tetap diem sampai akhirnya Wenda dan Natasya pun menyerah karena mereka tahu Ayu tidak akan menjelaskan maksud dari ucapan tadi. 


-----


Pada Sabtu malam, Ayu langsung pergi ke rumah Ivan dimana Ivan dan teman-temannya sedang merayakan kemenangan turnamen kemarin. Tim basket sekolah mereka berhasil menang dan akan melaju ke championship di hari Minggu. Meski Ayu tidak hadir di pertandingan kemarin, Wenda yang hadir merekam beberapa video Ivan untuk dia tonton.

"You guys were amazing!" teriak Natasya.

Ivan, Wendi, Ruben, Natasya, Wenda, dan Ayu tersebar di ruang tamu sambil makan malam. Ivan dan Wendi berada di sofa tengah, Ayu dan Natasya berada di sofa kiri, dan Ruben dan Wenda berada di sofa kanan 

"Lo bahkan gak ada di sana kemaren," Wenda mengoceh.

Natasya memelototinya dan berkata, "Tetep aja mereka keren!"

"I'll cheers to that!" Ivan memotong sebelum mereka bisa berdebat, mengangkat kaleng cola-nya. Dia tersenyum saat yang lain berteriak dan mengangkat minuman mereka juga. "Gue dan Wendi senang banget kalian semua bisa datang malem ini!"

Ivan memperhatikan bagaimana Wenda dan Natasya melirik Ayu ketika dia mengatakan ini, tetapi dia mengabaikannya.

"Kalian udah siap untuk besok?" Ayu bertanya pada Ivan dan Wendi.

"As ready as we'll ever be," Wendi tersenyum. "Kita udah siap banget!" Ivan menjawab. 

Ivan menatap Ayu lalu menunduk, melihat ke piringnya yang berantakan ketika dia bertanya, "Can you stay longer after the tournament tomorrow?"

"Of course," jawab Ayu dengan lembut.

Ivan mendongak dan melihat Ayu tersenyum lembut padanya. Dia balas tersenyum, "Good," jawab Ivan, sama lembutnya.

Ada saat dimana mereka berdua hanya saling menatap, sampai Ruben dengan kencang berdeham. Sebelum ada yang bisa mengatakan apa-apa, handphone Ayu berdering dan dia pergi ke luar rumah untuk menjawab.

The ValedictorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang