29

360 42 8
                                    

Ini adalah minggu ujian akhir semester yang paling dibenci Ayu karena ini adalah waktu di mana semua orang tiba-tiba ingin menjadi sahabat Ayu dan mendapatkan catatannya. Ayu menghela napas, membuat Ivan yang duduk di sampingnya di kantin menatapnya dengan tatapan khawatir, "Are you okay?" Dia bertanya.

"I'm okay, tapi ini minggu ujian akhir semester yang membuat semua orang jadi baik ke aku dan mereka semua tiba-tiba mau temenan sama aku." Ayu mengerutkan kening.

"Who do I need to fight?" tanya Ivan secara spontan.

"Gak ada! No more fighting!" Ayu memelototinya.

Ivan tertawa tapi kemudian dia langsung berhenti karena dia benar-benar lupa tentang ujian akhir semester jika Ayu tidak menyebutkannya. Ivan menatap Ayu dengan sorot mata lembut dan memanggil namanya,  "Ayuuuu." 

Ayu menatapnya dengan curiga, "Apa?" dia bertanya.

Ivan tersenyum, "Kamu mau kan belajar sama aku untuk ujian akhir semester?" Dia bertanya. "Aku gak butuh catatan kamu," kata Ivan. "Aku cuman butuh kamu," lanjut Ivan sambil tersenyum.

"Ugh you're so annoying," ucap Ayu tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

Ivan tertawa, "Is it working?" Dia bertanya.

Ayu memutar bola matanya dan menghela napas, "A little," ucapnya dengan jujur yang membuat Ivan tertawa semakin keras.


-----


"Yah hujan," ucap Ayu saat mereka berdiri di depan gerbang sekolah.

"Handphone aku mati jadi kamu aja yang pesen taxi online," ucap Ivan.

"Handphone aku juga mati. Kita jalan aja, kan rumah aku deket."

Ivan menatapnya tidak setuju dan bertanya, "Jalan? Emangnya kamu bawa payung?" Ketika Ayu tidak mengatakan apa-apa, Ivan memutar bola matanya dan menghampiri Pak satpam untuk meminjam payung. Saat Ivan membuka payung, ia langsung melingkarkan lengannya di bahu Ayu dan menariknya mendekat. "Nah, ayo jalan," kata Ivan.

Saat mereka berjalan, mereka langsung jatuh ke dalam percakapan yang mudah tentang hari-hari mereka. Saat mereka hampir sampai di rumah Ayu, sebuah mobil lewat dan tidak mau melambat. Dalam sekejap, Ivan dan Ayu basah kuyup terkena cipratan air kotor.

"Fuck," gumam Ivan lalu dia menoleh ke arah Ayu yang terlihat kebingungan dan dia langsung tersenyum sedikit. "Ayo," ucqp Ivan, menutup payung yang tidak ada gunanya sekarang. "Kita hampir sampe di rumah kamu, kan?" tanyanya dan Ayu mengangguk.

Sesampainya di rumah Ayu, Ivan langsung menjatuhkan tas sekolah dan tas basketnya untuk mencari pakaian bersih sebelum izin untuk menggunakan kamar mandi Ayu. Saat Ivan di kamar mandi, Ayu menggunakan telepon rumah untuk menelepon orang tuanya dan mengetahui bahwa orang tuanya sedang ada di rumah tantenya dan hanya ada adik perempuannya yang berada di rumah. Setelah menjelaskan situasinya, kedua orang tuanya setuju untuk membiarkan Ivan menunggu di rumah sampai hujan reda.

Ayu berjalan dengan susah payah menaiki tangga, dia ingin cepat-cepat mandi karena rasanya sangat tidak enak menggunakan pakaian basah yang kotor ini. Sebelum Ayu masuk ke dalam kamarnya untuk mandi, dia melihat adiknya dan memutuskan untuk memberitahunya bahwa Ivan ada di rumah sampai cuaca membaik.

"Ada kak Ivan?" tanya Syifa.

"Iya, dia lagi mandi di bawah."

"Kalau cuacanya makin buruk gimana? Kak Ivan bakal nginep dong?" 

"Dia gak mungkin nginep. Udah ah, gue mau mandi dulu," ucap ayu sambil berjalan menuju kamarnya.

"Oh iya, aku lupa kasih dia handuk," ucap Ayu lalu dia mengambil handuk bersih dari laci dan berjalan turun tangga. Namun Ayu langsung terdiam karena disambut oleh Ivan yang keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan celana basket sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

The ValedictorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang