32

309 44 4
                                    

"Which one is better?" Ayu mengangkat 2 pakaian untuk dipilih oleh dua sahabatnya.

"Tergantung mau kemana, kalau Ivan ajak lo fancy dinner ya yang kiri, tapi kalau cuman casual date ya yang kanan," jawab Wenda.

"Lo tau gak dia bakal bawa lo kemana?" tanya Natasya.

Ayu menggelengkan kepalanya, "Enggak, dia gak kasih tau gue apa-apa," jawab Ayu.

"Coba tanya lagi," kata Natasya.

"Okay," ucap Ayu sambil mengambil handphonenya dari meja.


Ivan <3

Kamu yakin gak mau kasih aku hint kita bakal pergi kemana malem ini?

Yakin.

Not even one hint?

Nope!

I'll make it worth it <3

........

Aku masih gak akan kasih tau kamu apa-apa

But I almost had you, didn't I?

I'm not answering that.

Pleasee :(

Kamu pasti suka!

Itu hint kamu.

That doesn't even count!

They you should've been more specific.

I'll see you later <3

Fine, I'll see you later <3


-


"Dia masih gak mau kasih tau apa-apa, not even a hint," kata Ayu.

"Oke, cepet pilih aja yang lo lebih suka, ini udah hampir waktunya dia jemput lo," kata Natasya. "Kayaknya yang untuk casual date lebih bagus deh," Wenda menyela.

"Yang ini?" tanya Ayu sambil memegang baju di tangan kanannya.

Wenda mengangguk, "Iya, yang itu. Bagus kan, Nat?"

"Iya, yang itu bagus!" Natasya setuju.

"Okay, gue percaya kalian berdua," ucap Ayu.


-----


"Mata kamu masih tertutup, kan?" Ivan bertanya untuk kelima kalinya sambil memperlambat mobil untuk berhenti.

Ayu menghela nafas, tapi ada senyum di wajahnya saat dia menjawab dengan kesabaran, "Iya, mata aku masih ditutup dengan penutup mata, just like they've been the entire car ride," Dia memiringkan kepalanya dan kemudian menambahkan menggoda, "I'm lucky you aren't some serial killer. You could've taken me to the middle of nowhere if you wanted."

"I promise," kata Ivan, mengulurkan tangan untuk membuka sabuk pengaman Ayu dan mencium pipinya, "That I did not take you to the middle of nowhere to kill and hide your body."

"What a relief," Ayu tertawa.

"Okay, tunggu di sini. Aku bakal bukain pintu untuk kamu dan bantuin kamu keluar."

Ivan melakukan apa yang dia katakan, dan begitu pintu terbuka, Ayu mendengar hiruk-pikuk tawa anak-anak, orang-orang berteriak, dan jenis lonceng mendebarkan yang khas. Saat dia keluar dari mobil, Ayu mencoba mencari tahu di mana dia berada. Ini terasa tidak asing, jadi dia pasti pernah ke sini sebelumnya. Ayu masih bertanya-tanya saat Ivan membimbingnya maju beberapa langkah.

The ValedictorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang