"KETIKA RUMAH TAK LAGI RAMAH"
-anonim〜(꒪꒳꒪)〜
Karena Gie muak dengan percakapannya bersama Kavin akhirnya ia memesan taxi online.
"Ngapain mesen taxi? Gue anter Lo pulang" ajak Kavin.
"Oke, tapi gue mau ke Ramu dulu"
"Kazza lagi?"
"Mau anter atau enggak?"
Kavin menganggukan kepalanya, dan mereka langsung menuju cafe Ramu Nostalgia bersama.
Sudah 1 jam lebih Gie menunggu Kazza tapi ia tak kunjung datang, biasanya jam-jam segini Kazza sudah ada di sana, bukannya tak ingin menelfon tapi Gie telah mencoba namun tak ada jawaban.
Gie masih berharap jika Kazza mampir ke cafe itu dengan sesekali Gie menoleh kearah pintu masuk dan lagi-lagi yang masuk kedalam cafe adalah orang lain.
"Gak akan dateng" ucap Kavin.
"Sok tau"
Benar kata Kavin ternyata Kazza tak datang hari ini, bahkan Gie rela menunggunya sampai malam.
"Pulang aja yuk, bokap pasti nyariin Lo" ucap Kavin.
Gie tak bicara apapun, dia langsung keluar dan berjalan keparkiran tempat Kavin memarkirkan mobilnya.
Tak ada percakapan selama mereka di perjalanan. Tak lama mereka sampai di depan rumah Gie.
Dengan sopan Gie tak mengucapkan terimakasih sama sekali dan langsung masuk kedalam rumahnya, sedangkan Kavin memaklumi itu dan Kavin langsung pulang ke rumahnya.
Di dalam rumah tentu saja sudah ada James dan Julian yang menunggu Gie.
"Jam segini anak gadis baru pulang" ucap James menyindir.
Gie tak mempedulikan ucapan James, ia terus berjalan untuk menaiki tangga.
"Orang tua ngomong dengerin" James berjalan mendekati Gie.
"Dari mana aja kamu?" Tanya James.
"Papah gak perlu tau"
"Dasar anak kecil, pinter jawabnya. Selama kamu ada dirumah ini harus ikut peraturannya, liat Julian sebelum malem dia udah ada di rumah" ucap James.
"Pah jangan ngomong gitu dong pah" tungkas Julian.
"Dari dulu papah selalu bandingin aku sama Abang, papah gak tau perasaan aku gimana?" Ucap Gie dengan berkaca-kaca.
"Memang kenapa? Toh apa yang saya ucapkan sesuai kenyataan"
"Harusnya papah cari istri baru biar papah malu terus-menerus marahin aku" ucap Gie spontan.
"Plakk" James tak suka Gie mengatakan itu sampai ia menampar Gie, Gie hanya bisa menahan rasa sakit walaupun itu sering ia rasakan.
"Aku gak suka papah kasar sama Gie" ucap Julian. Gie pun menangis dan langsung pergi ke kamarnya disusul oleh Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL ON FIRE [ ON GOING ]
Teen FictionGIRL ON FIRE (Dream chaser girl) SMA itu masa terakhir menjadi remaja, dimana masih memikirkan, besok main kemana? besok nongkrong di mana? besok healing kemana?. sama seperti geng Girl On Fire, geng yang beranggotakan 3 orang, orang-orang yang meng...