6. Raka

144 19 0
                                    

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ambil baiknya, buang buruknya

Sholawatin dulu & jangan lupa
Vote, komen and share!!
Mohon maaf jika terdapat kesamaan nama, karakter dan lain-lain, tapi ini murni pemikiran Author

Cerita ini punya emot khusus lho
Nih 🍉🍉

Cerita ini punya emot khusus lhoNih 🍉🍉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang..cepet turun sarapan!"

Panggil Farah pada Nayla yang masih bersiap-siap di kamarnya untuk berangkat kesekolah. Mendengar teriakan mamanya Nayla lalu menyambar tas sekolahnya kemudian bergegas turun ke bawah untuk sarapan.

"Morning, pa ma" sapanya ceria saat berada di ruang makan

"Morning, sayang" sahut Anant yang sedang duduk dengan tangan yang tengah mengambil nasi.

"Ceria banget putri papa, apa karna nanti mau ketemu calon, hm" lanjutnya menggoda sang putri.
Farah tertawa mendengar ucapan suaminya.

"ih, papa nggaklah!" gerutu Nayla sembari mengambil roti dan mengolesinya dengan selai cokelat.

"Bilang aja iya kan, Ga usah malu" sekarang Farah ikut menggoda Nayla, membuat pipi gadi itu bersemu merah.
Tawa kedua pasutri itu pun pecah melihat tingkah sang putri yang begitu menggemaskan.

"Mama pastiin calon suami kamu ini gak kalah ganteng sama Renjun-Renjun kamu itu"

"Ma, mai deh" tegur Nayla.
Kemudian kembali menyantap makanannya, namun seketika ia teringat abangnya Reyhan.

"Pa, bang Reyhan kapan si pulangnya?" Anant menoleh mendengar pertanyaan Nayla.

"Mungkin tahun depan" jawab Anant.

Nayla menghela nafas kecewa.

"Kenapa? kangen ya sama abang" tanya Farah mengingat kedua anaknya ini sangat dekat walau sering bertengkar.

"Bangett ma" Nayla mengangguk sedih.

"Udah, yuk papa anter ke sekolah" ajak Anant pada Nayla.
Nayla menatap sang papa, tidak biasanya papanya begini yang biasanya setiap pagi-pagi harus cepat ke kantor dan sekarang mau mengantarkannya ke sekolah.

"Bukannnya papa harus ke kantor ya?"

"iya, habis nganterin kamu. Lagian papa gak terlalu sibuk hari ini, gimana, mau nggak?"

Nayla mengangguk antusias.


🍉🍉🍉

"Belajar yang bener!" pesan Anant sambil mengusap pucuk kepala sang putri yang tertutup hijab, tak lupa jepit rambut terpasang di sisi kanan hijabnya, ciri khas seorang Nayla.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang