19. Demam

91 9 2
                                    

Setelah selesai berkutat dengan air dan panci di dapur Nayla kemudian pergi kekamar Algha dengan membawa secangkir kopi dan camilan.

Sesampainya di depan pintu kamar  bercat putih itu, ia mengetuk pintu,  sudah beberapa kali ia mengetuknya namun tak ada sahutan dari pemilik kamar.

Nayla akhirnya memutuskan untuk masuk, toh kamar suaminya sendiri kan?

ia mengurungkan niatnya kala melihat Algha tertidur pulas di atas ranjangnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya sampai leher.

Langkah Nayla  terhenti mendengar suara Algha.

“Tunggu” suara parau Algha membuat Nayla menoleh kearah pria itu yang Sepertinya sedang menahan sakit. Nayla cepat melangkah dan menaruh nampan yang ia bawa ke atas nakas.

Terlihat wajah Algha begitu pucat dengan badan yang gemetar.
Nayla menempelkan tangannya pada dahi Algha.

Essh” keluhnya merasakan kulit Algha yang panas.

“Dingin” gumam pria itu  samar.
Tubuhnya gemetar seperti orang kedinginan.

Nayla menjadi panik. Karena suhu tubuh Algha tinggi namun dia mengeluh dingin.

“Bapak demam, periksa ke dokter ya?”
Algha langsung menggelang mendengar tawaran Nayla.

Nayla teringat perkataan Mertuanya jika Algha memang tidak suka pergi ke dokter jika sakit, kecuali sakitnya parah.

“Tapi badan bapak panas banget, periksa aja ya?” bujuk Nayla kekeh, namun lagi-lagi pria itu menggeleng sebagai balasan.

Nayla menghembuskan nafasnya gusar.

“Yaudah aku ambil obat sama kompresan dulu”  ujarnya

Algha mencekal tangan Nayla, membuat gadis itu berhenti dan menatap Algha seolah bertanya kenapa?

“tidak perlu, kamu di sini saja” katanya pelan

Nayla pun mengangguk pasrah kemudian menarik kursi lalu duduk di samping tempat tidur pria itu.

“Mau angkat tevon dulu” pamitnya pada Algha ketika ponselnya berdering.
Ia pun berlalu kedekat jendela setelah Algha mengangguk.

Assalamu’alaikum sayang” ucap Rina di seberang sana

“Wa’alaikum salam” sahut Nayla. Ia memang tadi memberitahu mertuanya lewat pesan bahwa Algha sedang sakit. Dan dia langsung menelvonnya.

“Gimana keadaan Algha sayang?” tanya Rina khawatir

“Kayaknya demam Mi, tubuhya menggigil, tapi suhu tubuhnya panas” jelas Nayla pelan.

“Dia juga gak mau ke dokter” lanjutnya lagi.

Terdengar kekehan dari Rina.

“Dia gak akan mau sayang, kamu kompres aja  sama buatin sup kesukaannya dia, temenin dia juga” Ujar Rina memberitahu, pasalnya putranya itu memang tidak pernah mau pergi ke dokter jika sakit, dan tidak bisa di tinggal dirinya dulu.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang