18. Menyebalkan

86 10 0
                                    


Suasana di dalam mobil kali ini, hening. tak ada yang membuka percakapan sejak tadi.

Nayla hanya menatap keluar jendela mobil memandangi gedung-gedung yang berjejer secara bergantian. tiba-tiba ia teringat mamanya. sudah lama ia tidak berjumpa dengan wanita itu sejak pernikahannya dengan Algha, hanya beberapa kali ia menemui orang tuanya.

“Pak” panggilnya pelan. Algha berderham sebagai jawaban.

“Kalo boleh, pulang sekolah nanti aku mau ke rumah Mama” ujarnya tanpa menatap pria di sampingnya.

“Hm, Saya antar” sahut Algha.

“Aku sendiri aja, Bapak kan harus ke kantor”

lagi lagi pria itu membalasnya hanya dengan berderham.

@@@

“Nayla” panggil seseorang di koridor. nayla menoleh kea rah suara.

“Ada yang mau gue omongin sama lo” Ujar pria itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

“Ngomong aja”

“Tapi gak di sini”

Di sinilah Nayla sekarang berada. Rooftop. ntah hal apa yang akan Daffa bicarakan sampai mengajaknya ke tempat sepi seperti ini.

“Kemaren Lo kemana?” Tanya Daffa to the point.

“Kenapa emang?”  Nayla balik bertanya.
Perasaanya tidak enak mendengar pertanyaan Daffa.

“Jangan nanya balik, jawab lo kemana kemaren?” Tanya Daffa lagi.

kening Nayla berkerut mendengar pertanyaan Daffa.  kenapa Daffa bertanya seperti itu, apa mungkin dia melihat dirinya saat di pantai dengan Algha kemarin?. Ah, tidak mungkin, ia sama sekali tidak melihat pria itu kemarin di sana.

“Gue gak kemana-mana, kenapa emang?” bohong Nayla.

“lo ke pantai” Nayla berusaha bersikap santai dengan ucapan Daffa yang membuatnya terkejut.

“Gue bilang gue gak kemana-mana” elak Nayla.

Daffa berdecih. “Bohong. lo kemaren ke pantai sama pak Algha kan?!”  ucapan Daffa sukses membuat mata Nayla membulat sempurna.

ternyata benar dugaannya, pria ini melihat dirinya kemarin di pantai.

“Tau dari mana lo?” Tanya Nayla tajam.

“Gue liat sendiri”

“Ngapain lo jalan berdua sama tu guru, kalian pacaran?” tebak Daffa membuat emosi Nayla terpancing.

“Jawab” Daffa meninggikan suaranya melihat Nayla yang hanya diam.

Ia marah sekaligus kecewa kala melihat Nayla bersama pria yang notabenya adalah gurunya itu jalan ke pantai sambil bersenda gurau layaknya sepasang kekasih. sedangkan di belakang sana ada seorang pria yang begitu mencintai Nayla melebihi dirinya sendiri, sayangnya gadis ini tidak mengetahuinya.

“Gak” jawab Nayla singkat.

“Ada ya, orang gak pacaran tapi romantis banget sampek suap-suapan es krim gitu” Daffa tertawa mengejek.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang