27. Makan Sahur

49 2 0
                                    


Malam ini Algha memilih lembur di rumah, entah rasanya ia sangat enggan jika lembur di kantor. Dan jadilah sekarang ia duduk di shofa sambil memangku laptopnya, sedangkan Nayla belum juga keluar dari kamar mandi, entah apa yang dilakukan wanita ketika berlama-lama berada di kamar mandi, apalagi malam-malam seperti ini.

Tak lama kemudian istrinya itu keluar dari kamar mandi menggunakan baju tidur bermotif kucing dan berjalan kearahnya.

Wangi khas fanila tercium di hidung Algha, wangi yang membuatnya tenang dan candu.

Algha mendongak ketika Nayla berada satu langkah di hadapannya.

"Duduk" titahnya langsung dituruti oleh istrinya itu.

"Temani saya lembur" ujarnya kemudian

Nayla menoleh kemudian mengangguk "Terus aku mau ngapain?"

"Cukup duduk di samping saya" sahut Algha sembari menoleh pada istrinya.

Nayla berpikir sejenak "Em, tapi gak seru kalo aku diem aja, kalo sambil cerita-cerita gimana?" usul Nayla antusias, ia paling suka jika disuruh bercerita, tapi bukan mendongeng.

Algha mengangguk setuju "Tapi harus kamu yang bercerita, kalau saya tidak fokus nanti"

"Boleh"

Nayla duduk sambil memangku boneka Moomin kesayangannya kemudian membenarkan posisi duduknya sebelum mulai berkisah.

"Mas Algha tau gak? Dulu aku tuh suka naik moge" ucap Nayla memberi jeda agar Algha menjawab.

Nampak pria itu menganggukkan kepalanya membuat Nayla tak percaya "Kok tau?" tanyanya memastikan darimana suaminya ini tau jika ia suka mengendarai motor gede.

"Dari Reyhan" jawabnya tanpa beralih dari layar laptop.

"What? Jadi bang Reyhan cerita?" tanya Nayla heboh.

Algha kembali mengangguk. "Memangnya kenapa?" Algha menatap istrinya yang sedang tercengang.

"Ih, kan malu aku jadinya" gumamnya sembari menutupi wajahnya dengan boneka yang ia pegang.

Algha terkekeh. "Kenapa harus malu?"

Nayla membuka penutup matanya "Ya malu karena aku cewek tapi suka naik motor kayak gitu"

"Reyhan cuma bilang kalau dulu kamu suka naik motor, gak lebih, ayo sekarang cerita gimana rasanya naik motor modelan unta itu" Algha mengintruksi Nayla untuk kembali bercerita, ada perasaan senang ketika istrinya itu mulai terbuka padanya.

"Awalnya sih cuma penasaran aja liat bang Reyhan naik kendaraan itu, terus aku nyoba sekali tapi pakek motornya Raka, eh, malah keasikan sampek jadi hoby"

Algha menoleh sekilas "Keasikan naik motor apa sama Rakanya" tudingnya membuat Nayla memberenggut kesal

"Motornyalah" sahutnya tidak terima

"Terus"

"Dan suatu ketika aku kecelakaan dengan kondisi yang terbilang parah waktu itu, sampek akhirnya Papa ngelarang aku buat naik kendaraan itu lagi"

Kali ini Algha menatap Nayla yang asik bercerita "Parah seperti apa?" tanyanya

"Em, patah kaki, lengan dan di jahit"

"Coba saya lihat mana yang dijahit" Algha berucap dan Nayla menunjukkan keningnya yang tertutup poni memperlihatkan sebuah bekas jahitan yang sudah mulai memudar di sana kemudian Nayla menyingkap lengan baju yang ia kenakan.

Dan nampaklah segaris Panjang bekas jahitan di lengan putih istrinya itu, tangannya terulur memegang lengan bekas tersebut.

"Nekat juga ya kamu" celetuk Algha membuat Nayla spontan menyengir.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang