22. Marahnya Raka

92 5 0
                                        


Malam itu, ketika Dira hendak pulang dari sebuah toko cake, mobilnya tiba-tiba mogok di tengah jalan. ia mengecek dibagian mesin, asap mengepul kala ia membuka bagian depan mobil. ia terbatuk-batuk karena asap yang keluar terbilang banyak dan hitam.

Ia pun menelvon Algha, namun hanya suara operator yang terdengar. selanjutnya ia menelvon supir, hasilnya pun sama hanya suara operator yang membuatnya berdecak sebal.

sebuah mobil berhenti didepan mobilnya berada, tak lama kemudian keluarlah seorang pria memakai hoodie lalu berjalan menghampiri Dira. pria itu seperti tak asing baginya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tawar pria itu membuyarkan lamunan Dira.

"Kak Daffa ya!?" tebak Dira, seketika ia mengingat pria yang waktu itu ia lihat di kantin bersama teman-temannya dan katanya namanya Daffa.

pria itu mengangguk membenarkan. "Kalau tidak salah kamu murid baru di sekolah?" tebak Daffa juga.

Dira mengangguk membenarkan.

Daffa hanya ber oh sebagai tanggapan.

"Kenapa mobil kamu?" Tanya Daffa langsung.

"Gak tau tiba-tiba mati" sahut Dira.

Daffa pun mengecek mesin mobil milik Dira.

"Sepertinya harus di service ke bengkel"

Dira menurunkan bahunya lesu.

"Rumah kamu dimana?" Tanya Daffa

"Jalan cempaka"

"Kebetulan rumah kita searah, kamu bisa ikut saya" ujar Daffa. ia tidak mungkin tega membiarkan gadis ini sendirian di tengah jalan yang terbilang sepi seperti sekarang, tidak ada salahnya jika ia menolongnya.

Dira membulatkan matanya mendengar tawaran Daffa. ia segera menggeleng.

"Gak usah kak, aku udah hubungi supir buat jemput aku" bohongnya

"Memangnya kamu berani nunggu disini sendirian?"

Dira menggeleng kuat, ia tipikal wanita yang sangat takut akan hal-hal mistis.

"Tapi gapapa kan aku ikut?" tanya Dira memastikan.

Daffa mengangguk.

Sedari tadi kedua remaja itu hanya diam tidak ada yang mau membuka suara. Sampai akhirnya Daffa ingin menanyakan sesuatu.

"Nama kamu siapa?" tanya Daffa langsung. Gadis yang notabenya adik Algha itupun menoleh sebentar kepada pria disebelahnya kemudian kembali menatap lurus ke depan.

"My name is Anindira Alya Abraham, you can call me Dira" jawab Dira memakai Bahasa inggris.

"Bisa Bahasa Inggris?" tanya Daffa menoleh, pasalnya logat gadis itu berbeda ketika berbicara Bahasa asing tadi, seperti sudah fasih.

"Bisa dibilang gitu"

Daffa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Setelah itu hening kembali.

"Belok kanan kak" intruksi Dira pada Daffa. Pria itupun membelokkan mobilnya sesuai intruksi gadis yang bernama Dira itu.

"Berhenti kak udah sampai" Daffa mengehentikan mobilnya didepan rumah mewah bercat putih yang di maksud Dira.

Sebelum keluar dari mobil Daffa, Dira berucap "Thank ya kak, btw gak mau mampir dulu?"

Daffa menggeleng pelan. "Tidak, Terima kasih"

Setelah itu Dira pun keluar dari mobil Daffa dan kembali berucap sambil menyembulkan kepalnya dari kaca mobil.

"Sekali lagi Terimakasih kak, hati-hati" ujar Dira tersenyum manis.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang