12. Pingsan

105 10 0
                                    


Happy Reading!!

Kedua pasutri itu telah sampai di rumah Algha yang terbilang sangat mewah bak mansion.

Algha pun keluar dari mobil.  Tidak dengan Nayla, ia sedikit kesulitan dengan gaunnya.
Algha yang faham pun langsung membuka pintu mobil dan membantu Nayla membawa gaunnya yang panjang.

Wanita memang ribet ~pikir Algha.

“Bapak kok ikutan masuk?” tanya Nayla ketika ia masuk ke sebuah kamar dan Algha  yang juga ikutan masuk ke kamar luas itu.

Ia pikir ini adalah kamarnya seorang.

“Ini kamar saya” ujar Algha sambil lalu membuka sepatunya.

“Disini gak ada kamar lagi apa?”

“Ada kamar sebelah” sahut Algha

Tidak ada pilihan lain. Nayla tidak mau sekamar dengan pria ini. Ia takut terjadi yang tidak-tidak padanya. Oh tolonglah dirinya masih bocah. tidak faham tentang begituan.

“Yaudah aku tidur di sana”

“Hm”

Sikap datarnya mendarah daging ya bund ~pikir Nayla kesal. Lalu keluar dari kamar dan mencari kamar yang Algha maksud.

Nayla membuka pintu kamar berwarna putih yang terletak di samping kanan kamar Algha.

Nayla kemudian memasukkan koper dan barang-barangnya ke dalam kamar. Ia akan berganti baju dulu sebelum menata bajunya ke dalam lemari.

Saat hendak membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba kepalanya terasa pening dan pusing. Ia pun bersandar pada dinding karena tubuhnya yang terasa lemas.

Namun, sakit di kepalanya semakin terasa dan badannya menjadi panas.

Brukk

Tubuh Nayla akhirnya tumbang dan kesadarannya pun hilang.

Algha yang ingin mengambil minuman di dapur, kebetulan lewat di depan kamar Nayla Yang pintunya terbuka.

Ia sedikit mengintip ke dalam, ternyata tidak ada orang.

Algha pun masuk mencari keberadaan Nayla. Namun, ia hanya menemukan koper dan barang-barang Nayla yang memang langsung di pindahkan ke rumah mereka oleh suruhan Papa Nayla.

Algha kembali mencari keberadaan gadis itu. Perasaannya tidak enak.

Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Nayla yang tergeletak pingsan di depan kamar mandi dan masih memakai gaun.

Algha langsung menghampiri Nayla dan menepuk-nepuk pipinya agar sadar.

“Panas” ucapnya saat menempelkan tangan di dahi gadis itu.

Tanpa pikir panjang Algha menggendong tubuh Nayla ala Bridle Style dan langsung di bawa ke rumah sakit.

🍌🍌🍌

“Bagaimana kondisinya dok?” tanya Algha pada dokter Dimas--dokter kepercayaan keluarga Algha.

“Kondisi pasien baik, hanya saja demamnya agak tinggi, mungkin karena terlalu kecapean dan kurang istirahat”
setelah mengucapkan itu dokter Dimas pun berlalu pergi.

Algha tadi sudah menghubungi orang tuanya ia menyuruhnya untuk datang besok saja karena hari sudah larut. Ia sengaja tidak memberitahukan keluarga Nayla. Tidak ingin membuat mereka terkejut mendengar keadaan putri mereka.

Nayla mengerjapkan matanya beberapa kali. menatap ruangan yang ia tempati

‘Rumah sakit’

“Kenapa gue bisa ada di sini?” tanyanya pada diri sendiri.

FeedbackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang