Angin pagi memang begitu menyejukkan, sama halnya dengan apa yang sedang Raka rasakan pagi ini, ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang entah kemana tujuannya ia tidak tahu. Ia hanya ingin menghilangkan segudang rasa gundah dan gelisahnya selama ini. Sampai akhirnya ia menghentikan motornya di alun-alun kota, kemudian turun dan duduk di salah satu kursi yang tersedia disana matanya menatap orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang melintas.Dengan tatapan lurus kedepan otaknya terus saja berkecamuk jika teringat pada Nayla, gadis yang selama ini berperan penting dihatinya, namun nyatanya takdir telah menunjukkan skenario paling menyakitkan bagi Raka, gadis itu tidak bisa ia miliki sampai kapanpun.
Entah bagaimana caranya agar ia bisa menghapus kenangan kebersamaannya dengan sahabat kecilnya itu, rasa senang dan sakit ia rasakan secara bersamaan kala pikirannya selalu memutar kejadian masa-masa kecilnya dengan Nayla, gadis cantik ,crewet nan manja itu layaknya kaset rusak,
Ketika mendengar Nayla mengatakan jika ia dijodohkan kala itu, sontak mengguncangkan dunianya, ditambah status suami Nayla yang merupakan gurunya sendiri. Mungkin saat ini hatinya sudah tidak berbentuk lagi saking hancurnya. Berkali-kali ia mencoba melupakan, menghapus segala perasaannya ini, namun tetap saja memori tentang Nayla seolah masih sangat utuh di otaknya tak rusak sedikitpun.
Lamunan Raka buyar ketika seorang gadis tiba-tiba duduk di sampingnya tanpa permisi. Ia memasang wajah tidak sukanya pada gadis tersebut sambil menggeser tempat duduknya menjauh dari jangkauan wanita selalu ia hindari itu..
"Kak Raka kenapa kok sedih? Mikirin Nayla lagi ya?" celetuk gadis itu dengan topeng sok polos andalannya.
Raka memalingkan wajahnya malas, wanita ini tidak ada kapo-kapoknya mengejarnya bahkan dengan gamblangnya menyatakan cinta pada Raka dak tak jarang pula ia menolaknya dengan cara halus sampai kasar, sebab wanita ini terbilang menyebalkan menurutnya.
"Gak ada urusannya sama lo" ketus Raka memutar bola matanya malas. kenapa di saat ia ingin mengobati sedikit luka dihatinya gadis ini malah muncul, seakan membuat lukanya semakin melebar karena benci. bukan apa gadis ini telah merendahkan harga dirinya sendiri sebagai seorang perempuan dengan mendekati ia yang sam
Gadis itu menampilkan senyum manisnya, ia sudah kebal dengan sisi ketus Raka yang seperti ini
"Tapi kak, Nayla tuh udah punya suami, ngapain kakak masih mikirin istri orang, gak baik dosa" ucapnya membuat Raka menahan emosi untuk tidak memarahi wanita ini. Walau bagaimanapun ia tidak ingin menyakiti perempuan.
'Trus situ gak dosa deketin gue? hus' batin Raka kesal
"Arunika Putri, tolong pergi dari sini" titah Raka mengusir, namun gadis bernama Arunika Putri itu menggeleng membuat Raka tidak bisa menahan rasa kesalnya lagi, ia pun beranjak dari duduknya
"Eh, mau kemana kak" Nika berujar kala Raka beranjak dan hendak melangkah pergi.
Pria itu berbalik menatap Nika dengan tatapan tajam. "Gak usah ngikutin gue, urus sendiri hidup lo" kata Raka kemudian menaiki motornya meninggalkan Nika yang mematung sambil tersenyum kecut menatap kepergian Raka
"Liat aja kak Raka, semakin lo berperilaku kasar ke gue, maka semakin banyak orang terdekat lo yang akan tersakiti" gumamnya menampilkan senyum devilnya.
Daffa yang diam-diam menguping perbincangan keduanya akhirnya mengendarai motornya menyusul Raka penasaran pria itu akan pergi kemana.
"Woy Raka!" teriak Daffa ketika motonya sudah sejajar dengan motor Raka, namun pria itu hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus pada jalanan.
"Mau kemana lo?" tanya Daffa sedikit berteriak.
"Akhirat" jawab Raka singkat
Daffa mendengus dibuatnya "Hus, beneran terjadi mampus lo"

KAMU SEDANG MEMBACA
Feedback
Fiksi RemajaJudul awal : ALGHA 🍒Ambil baiknya buang buruknya Mohon maaf apabila terdapat kesamaan tokoh dan alur, But, tulisan ini MURNI imajinasi Saya.