30. Sunset

769 32 2
                                    

Arra dan Saga kini sedang berjalan-jalan sore, karena besok dipagi hari kedua sudah mulai bekerja dan Arra akan sendirian, maka dari itu Saga berniat mengajak sang istri untuk menghirup udara segar.

"Ga..... Aku mau itu! Beliin!" pinta Arra melihat sweater oversized yang dipajang ditoko.

Saga terkekeh. "Mau? Yaudah, ambil. Oh iya, malam ini aku mau ajak ke bioskop itu tuh yang nontonnya didalem mobil, tau kan?"

"Oh! Tau, emang disini ada?"

"Ada lah, makanya buru bayar. Tapi sebelum itu kita ke pantai." Saga kini terlihat seperti memiliki banyak rencana.

Arra tersenyum senang. "Oke! Sebentar ya pak, bos."

"Saga? Bener Saga kan?" tanya seseorang yang muncul entah darimana.

Saga dan Arra tentu saja menoleh.

"E-eh? Om, Tante, apa kabar?" tanya Saga saat melihat orangtua Hanna dihadapannya. Arra juga mau tidak mau harus menyapa.

"Halo, Tante, Om." Arra tersenyum ramah menyapa mereka. Tetapi mereka hanya tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya.

"Kamu berdua aja? Ikut Tante sama Om yuk, hari ini sedang ada acara ulang tahun Hanna, pas banget kamu disini. Nggak apa-apa kan?" ajak Mama Hanna.

Arra melirik kearah Saga, Saga begitu bingung bagaimana cara menolaknya. "Maaf, Tante, Om. Saya nggak bisa, ada acara juga soalnya, ini saya mau langsung pulang kok. Mungkin lain kali bisa ketemu lagi, permisi." Saga langsung membawa Arra pergi meninggalkan mereka.

Saat mereka tiba dimobil, Saga tampak merasa tidak enak dengan Arra.

"Maaf ya, Ra, kamu jadi nggak beli sweater nya deh. Besok aku pulang kerja balik ke toko itu deh, aku beliin, oke?"

Arra memegang tangan Saga. "Ga, aku nggak papa, kenapa minta maaf? Kan nggak sengaja ketemu aja, what a small world, right? Soal sweater nggak usah dimasalahin, dimana-mana baju kaya gitu banyak kok. It's okey."

Saga tersenyum dan memegang perut Arra. "Makasih ya udah bujuk mumu biar nggak marah, besok-besok bujuk lagi ya kalo mumu mau marah, kalo kayak gini kan hati bubu jadi seneng."

Arra mengerutkan keningnya namun sedikit tersenyum. "Mumu bubu?"

"Bubu panggilan papa, mumu panggilan mama, lucu nggak?"

Arra tertawa. "Gemes! Kok bisa sih nyari nama panggilan gitu?"

"Bisa dong," jawab Saga membanggakan dirinya.

"Konsul sama siapa soal ini? Abi? atau Farel?" Arra sangat penasaran dengan ini.

Saga tertawa. "Nggak ada. Aku nggak konsul sama siapa-siapa, kalo konsul sama mereka tuh yang ada nggak bener," jawabnya.

"Iya sih, tapi gemes."

"Suka?"

Arra mengangguk senang.

"Gimana kalo sekarang kita ke pantai? Sebentar lagi mau sunset, takut nggak keburu."

"Yukkk!"

Saat mereka memasukki jalan raya ternyata macet total, sama sekali tidak bisa bergerak. "Yah, Ra? Macet banget lagi, ada apaan sih?"

"Nggak tau, mungkin emang lagi rame aja kali."

"Terus gimana rencana kita hari ini? Aah! kesel banget." Saga membunyikan klakson mobilnya karena kemacetan itu membuatnya kesal.

"Ga, udah lah itu nggak bisa gerak juga. Liat dari sini aja sunset nya juga nggak apa-apa." Arra mengusap lengan Saga dengan maksud menenangkannya.

"Maaf ya, Ra. Aku -"

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang