32. Hari pertama sama Mertua

307 9 2
                                    

06.34 AM

Arra sudah bangun karena harus membereskan kamar-kamar yang masih berantakan karena baju-baju liburan kemarin belum dibereskan. Sedangkan Saga masih tidur pulas setelah solat subuh berjamaah tadi.

Arra sudah berkeringat lelah karena beres-beres kamar, karena sudah selesai akhirnya Arra memutuskan untuk mandi dan segera mencuci pakaiannya.

Setelah selesai mandi, Arra keluar hanya mengenakan handuk putih yang menutupi dadanya sampai lutut. Ia menaruh pakaian kotornya pada keranjang pakaian disebelah kamar mandi.

"Sayang, tumben udah mandi, mau kemana?" tanya Saga dengan suara yang berat.

Arra menghampiri Saga dan mengecup keningnya. "Nggak kemana-mana sih. Aku mau nyuci, kamu mandi gih!"

Srek.

Tangan Arra ditarik oleh Saga sampai akhirnya terduduk dipinggir ranjang, tangan kiri Saga melingkar dipinggang Arra. "Wangi," gumam Saga.

Jantung Arra berdegup kencang. 

Tiba-tiba suara Ibu Saga terdengar.

"Saga! Kok belum bangun sih jam segini? Arra? Kamu kenapa belum bangun juga? Harusnya kamu siapin sarapan loh, Nak." Ibu Saga berdiri di depan pintu kamar mereka berdua.

Arra melepaskan tangan Saga. "Bentar ya."

"Sayang, mama suruh pindah aja deh."

Arra menepuk lengan Saga. "Hush! Mama kamu sendiri juga."

"Ya, Mah." Arra langsung berlari kecil menuju pintu.

"Buka pintunya, Nak."

"Eh, kenapa, Mah? Arra abis mandi."

"Ini udah jam berapa sayang? Kok belum siap-siap buat sarapan?"

Arra pun menoleh ke jam dinding yang ada di dalam kamarnya, disana masih jam setengah tujuh pagi. "Maaf, Mah. Biasanya aku sama Saga bangun jam delapan pagi, kecuali Saga kerja. Mama mau aku buatin apa?"

"Bikinin mama sarapan ya, atau beliin nasi uduk deket sini ada kan?" tanya Ibu Saga.

"Oh, ada, Mah. Yaudah aku ganti baju dulu sebentar ya."

"Iya."

Arra kembali masuk ke kamar dan melihat Saga sudah bangun namun belum merubah posisi tidurnya. "Mau kemana?" tanya Saga dengan suara beratnya.

"Mau beliin nasi uduk buat mama kamu," jawab Arra sambil mengambil pakaian ganti di lemari.

"Ooh, sini biar aku aja." Saga yang hendak bangun, malah disuruh tidur lagi oleh Arra.

"Nggak usah, tidur lagi aja kamu, masih hari minggu kan? Aku pengen jalan-jalan juga, kamu mau?" tanya Arra.

"Boleh deh."

Arra mengangguk. "Oke, aku jalan ya."

"Ciumnya mana?" pinta Saga dengan memajukan bibirnya sedikit.

Arra tersenyum. "Maaf, lupa."

cup.

"Dadah!"

"Hati-hati, sayang."

"Iyaaaa."

Langkah kaki yang gembira membuat Arra terlihat seperti anak kecil yang girang dipagi hari. Ia menghirup udara segar di daerah perumahannya, dan melihat sekelilingnya ada tetangga yang sedang menyiram tanaman, menjemur pakaian, sampai ada anak kecil yang sudah bermain sepeda sambil disuapi oleh mamanya.

"Mbak," sapa tetangga itu.

"Iyaaa.. Lagi santai ya," ucap Arra sambil tersenyum.

"Iya, Mbak. Mau kemana? Tumben sendirian, biasanya sama suaminya yang ganteng itu, Mbak," kata tetangga itu sambil menyuapi anaknya.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang