9. Hari yang Berbeda

1.4K 92 7
                                    

Jika langit punya pelangi untuk dibanggakan, dan aku punya kamu untuk diperjuangkan
.
.
.
-Sagara-

Cahaya matahari yang menembus jendela kamar, alarm yang berbunyi nyaring, membuat Arra membuka matanya perlahan, terlihat begitu sulit untuk membuka mata, bengkak yang sehabis bangun, itu artinya Arra menangis semalaman. Menangis yang hanya ia yang tahu, tidak ada lagi.

Perlahan Arra bangun dan duduk, menatap jendela dengan tatapan kosong.

Tok tok tok

Arra refleks menoleh tanpa menjawab.

"Kak? Udah bangun? Mandi, terus sarapan! Bunda tunggu dibawah ya!" Ucap Zara.

Arra menghela napas pelan tanpa menjawab. Mengacak-acak rambutnya kesal. "Akh!" Lalu berjalan menuju kamar mandinya.

Setelah 10 menit didalam, Arra pun keluar, dan siap untuk memakai seragamnya. Lalu ia turun dengan membawa tasnya.

"Arra? Mata kamu kenapa?" Tanya Zara.

Arra menaruh tasnya dibawah, dan duduk. "Nggak kenapa-napa."

"Lu abis nangis semalem?" Tanya Arial dengan makanan dimulutnya.

Arra menggeleng. Gaffa melirik karena merasa ada yang tidak beres. "Kamu kenapa?"

"Nggak papa, Yah." Jawab Arra dengan suara seraknya.

"Malam ini kamu punya waktu ngobrol sama Ayah? Ayah lagi mau ngobrol sama kamu. Bisa?"

Arra mengangguk. "Bisa, Yah." Dan Gaffa mengangguk juga.

"Anterin aku ya, Yah. Kesekolah." Pinta Arra.

"Sama Arial aja tuh, Ayah ada meeting. Arial anterin yaa, sekalian." Jawab Gaffa.

"Emang kemana cowok lo?," Tanya Arial.

"Ada, dia nggak mati. Masih hidup." Jawab Arra tanpa menoleh.

Arial menggeleng. "Aneh lo. Yaudah ntar sama gue aja, dijemput juga nggak?"

"Boleh, jangan telat. Ayo jalan sekarang aja." Arra berdiri lalu pamit pada Gaffa dan Zara. Mereka sudah pasti menduga ada sesuatu yang terjadi pada Arra.

"Assalamualaikum," Salam Arra dan Arial.

"Waalaikumsalam." Jawab Gaffa dan Zara.

Arial memberikan helmnya pada Arra. "Nih helmnya,"

Setibanya mereka disekolah, Arra langsung turun dan pergi begitu saja. Arial hanya menggeleng kepalanya dan pergi juga. Arra tiba-tiba memberhentikan langkahnya saat melihat Saga berjalan didepannya dengan begitu lesu.

Arra tidak mau bertemu dengan Saga lagi, akhirnya Arra berbelok melewati jalan belakang.

"Arra!" Panggil Kanaya.

Arra menoleh tanpa menjawab.

"Ra, btw lo mau tau nggak kenapa Saga kayak gini ke lo?"

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang