16. Cukup!

990 84 6
                                    

Farel melepas pelukannya, lalu beralih dengan memegang wajah Arra. "Gue sayang sama lo, Arra."

Cup.

Farel mengecup kening Arra.

Arra sangat terkejut, bagaimana bisa Farel langsung menyukai Arra dalam waktu singkat? Farel sudah hilang akal.

"Apaan sih, Rel? Lo nggak ngerti timing banget ya, lo kan tau gue abis ngalamin apa? Gue baru aja putus, hati gue belum terbiasa. Lo mau ngerusak pertemanan kita?"

Farel hanya menggeleng.

"Yaudah, kalau gitu jaga omongan lo. Pikirin dulu sebelum lo ngomong." Arra langsung pergi begitu saja meninggalkan Farel.

***

Arra dan kawan-kawannya pergi ke sebuah Cafe dekat sekolahnya, mereka ke sana sambil mengerjakan tugas dari guru pelajaran bahasa Indonesia.

"Ra, tolong dong jelasin ini apa sih? Gue bingung," tanya Farel.

Arra hanya melirik tanpa menjawab. Ia masih ingat betul ucapan Farel saat itu, Arra menjadi sangat canggung menanggapi Farel.

"Ra! Itu Farel nanya, kok didiemin sih?" Amira jadi geregetan sendiri melihatnya.

"Tau nih, lo masih galau? Ya ampun Arrabelle, lo kan cantik, bentar lagi juga dapet pacar. Liat aja," ucap Kanaya.

"Cowok yang nyari pacar karena cantik doang, itu sama sekali nggak keren," ucap Arra ketus.

"Yeh, Ra, santai dong judes amat," kata Kanaya.

"Gue duluan," ucap Arra lalu pergi meninggalkan mereka.

Mereka semua mengerutkan keningnya bingung. "Dia kenapa sih?" tanya Amira.

"Nggak tahu, kesambet kali," timpal Abi.

"Hush! Omongan lo tuh. Aneh." Farel menepuk pundak Abi.

"Ya abisnya, abis diputusin udah kayak gila gitu. Namanya berlebihan itu," ucap Abi.

"Kok lo gitu sih? Dia kan sahabat gue! Bener-bener lo ya!!" Kanaya mencubit lengan Abi dengan kesal.

"Eh sakit sakit! Iya iya sorry, stop," pinta Abi.

"Awas lo ya kalo julid-in temen gue lagi!" cecar Kanaya.

"Iya, bunda."

"Ih? Sinting lo," ucap Kanaya ketus.

Yang lain hanya tertawa geli mendengar jawaban Abi.

Dilain tempat ada Arra yang masih diam dengan wajah yang datar. Memandangi foto Saga dan dirinya yang saat itu terlihat bahagia sekali.

"Ck! Cowok brengsek!" ujar Arra, lalu menghapus foto itu.

"Arra!"

Arra menoleh ke sumber suara, "Saga?" Saga ada disebrang jalan, melambaikan tangannya, lalu ia berjalan menyebrang untuk menghampiri Arra.

"Ngapain sih?" gumam Arra.

Saat Saga menyebrang, tiba-tiba ia memegang dadanya, sakit yang menusuk datang secara mendadak.

"Akh!" Saga refleks berhenti sambil memegang dada bagian kirinya.

Arra membulatkan matanya, Saga berdiri ditengah jalan sambil bertekuk lutut dengan tangan didadanya. Arra langsung menghampiri Saga dan menariknya kepinggir.

"Lo ngapain sih? Mau mati?" tanya Arra kesal.

"Dada gue sakit, Ra. Akh!" rintih Saga.

Arra bingung, ia tak bisa berpikir panjang. "Hem, hem, ke rumah sakit aja yuk? Gue cariin taksi dulu bentar."

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang