Jika langit punya pelangi untuk dibanggakan, tapi aku punya kamu untuk diperjuangkan
-Sagara-
.
.
.Kicauan burung dipagi hari membuat pagi ini terasa sejuk, sesejuk melihat kemersaan Arra dan Saga. Mereka pergi ke sekolah bersama, Arra sudah bisa bebas karena orang tuanya sudah mengetahui hubungannya dengan Saga. Saga bahkan bisa menjemput didepan rumahnya, tidak didepan komplek lagi.
"Kayaknya kita kecepetan deh berangkatnya," Ucap Arra.
Saga terkekeh. "Nggak papa. Aku bisa lama-lama sama kamu."
Arra menjadi salah tingkah sendiri, "Hm, tapi aku belum ngerjain pr." Ucap Arra asal. Padahal ia senang sekali bisa berlama-lama dengan Saga.
"Tumben, biasanya udah, Ra." Jawab Saga.
Zara terkekeh malu, "Iya, kemarin lupa ngerjain. Hm, kamu udah?"
"Udah dong. Yaudah deh, kita nggak bisa lama-lama berarti, nanti kamu dihukum lagi karena belum ngerjain pr." Saga pun langsung tancap gas. Arra jadi merasa tidak enak. Ucapannya itu kenapa sih selalu begitu.
Setibanya di pekarangan sekolah, Arra turun lebih dulu dan memberikan helm pink kesayangnya pada Saga. "Ga, hm..."
"Kenapa?"
Arra tersenyum kikuk. "Sori."
"Sori buat apa?" Tanya Saga bingung.
"Aku kayaknya udah ngerjain pr deh," Ucap Arra sambil mengacungkan kedua jarinya, "Pis..." Arra pun berlari dengan niat meledek Saga.
Saga langsung mengejar Arra dan menangkapnya dengan cepat. "Kamu nggak bisa kabur," Saga menggelitiki pinggang Arra hingga Arra minta ampun.
"Oke, oke. Aku minta maaf," Ucap Arra sambil terkekeh.
Saga tersenyum. "Kamu tuh iseng ya. Bisa banget sih." Saga pun merangkul Arra dan berjalan beriringan menuju kelas mereka.
Arra tiba-tiba memasang wajah takut saat melihat seseorang di seberangnya. "Ga, jangan lewat situ deh. Muter kantin aja." Pinta Arra. Ia pun langsung menarik tangan Saga.
"Ada apa? Kok kamu takut gitu?"
Arra tidak menjawab, ia masih ingat jelas kejadian saat itu. "Aku nggak kenapa-napa. Cuma, males aja lewat situ."
Saga mengerutkan keningnya karena merasa ada yang tidak beres. Saga menghentikan langkahnya. "Kamu bohong ya?"
Arra berusaha tenang. "Nggak. Aku nggak bohong. Buat apa aku bohong?"
"Kalo ada apa-apa, kamu bisa cerita sama aku." Ucap Saga.
"Bro!!" Farel menepuk bahu Saga.
"Ada apa?" Tanya Saga, Saga benar-benar merasa ada yang tidak beres dengan Arra. "Ra, kita omongin ini nanti. Bisa kan?"
Arra mengangguk, agar Saga tidak bawel. "Yaudah."
"Eh, lagi ada perselisihan ya antara lo dan Arra?" Tanya Farel menebak.
"Apaan sih lo. Nggak usah kepo." Arra berjalan meninggalkan Saga dan Farel.
Farel menggeleng. "Kalo cewek udah pergi kayak gitu, itu bahaya, man."
"Bahaya? Bahaya gimana?"
Farel mendekatkan wajahnya pada telinga Saga. "Itu tandanya, dia ngambek."
Saga mendorong Farel. "Ah, kalo itu gua tau. Nggak sok ngasih tau deh." Saga pun hendak pergi, namun Farel menahannya.
"Eh! Gue denger, Abi mau pdktan sama Kanaya?" Tanya Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Teen FictionSQUEL MY POSSESSIVE BOYFRIEND ❗Hanya ganti judul, isi cerita tetap sama🕊️ Cerita ini ringan, tanpa adanya konflik berat. Kalau kurang suka, bisa skip, yang suka bisa dibaca yaa!🌷 Kisah cinta seorang Arrabelle yang tidak pernah berjalan mulus, kein...