Hujan lebat mengguyur kota Jakarta berlangsung lama, hingga menyebabkan dingin yang menusuk tulang. Saga sedang berada di rumah Hanna bersama orangtuanya. Saga tampak seperti tertekan, ia masih memikirkan Arra, tapi semua itu terhalang Hanna, kenapa Hanna harus kembali kesini? Entah, hanya Hanna dan orangtuanya yang tahu, Saga malas bertanya.
"Ga, kok lo cuek sih sama gue? Gue kan temen kecil lo," tanya Hanna.
"Nggak kok, gue nggak-"
Alwi ayah Hanna menepuk pundak Saga pelan, "Saga, om sama tante senang sekali loh kamu sama Hanna bisa sama-sama lagi. Kamu pacaran kan sama anak om?"
Saga bingung harus menjawab apa, hatinya sangat tidak menyukai Hanna, hatinya menyukai Arra sepenuhnya.
Saga tersenyum kikuk. "Iya, Om."
"Om punya kabar baik buat kamu dan Hanna. Kamu tahu kan, kenapa om dan tante suruh kamu kesini?"
Saga melirik sebentar ke arah Hanna, lalu menjawab. "Maaf, Om, Hanna belum kasih tau saya."
Alwi mengangguk paham, "Jadi begini, Hanna mungkin sudah terbawa pergaulan di Jepang, yang mungkin sangat berbeda dengan di Indonesia." jelas Alwi sebelum masuk ke pembicaraan inti.
"Intinya aja, Om?" pinta Saga agar cepat.
"Hanna hamil. Om mau kamu -"
"Saya nggak bisa, Om. Itu bukan tanggung jawab saya. Saya punya tanggung jawab yang lain, yang lebih berarti buat saya." potong Saga.
Hanna terkejut, bahkan orangtuanya juga langsung terdiam.
"Maaf, Om, Tante, Hanna, saya nggak bisa. Saya permisi." Saga langsung meninggalkan mereka tanpa menyantap hidangan yang mereka siapkan.
Hanna menangis, orangtuanya bingung, rasanya ingin marah pada Hanna. Tapi mereka tidak tega atas kejadian yang menimpa Hanna sejak di Jepang.
Hanna berlari mengejar Saga yang sepertinya masih belum jauh. Alwi dan Mella tidak bisa mencegah Hanna untuk mengejar Saga, mungkin menurutnya itu salah satu cara agar Saga luluh dan mau menikahi Hanna dikemudian hari.
"Saga!!!" teriak Hanna.
Mobil Saga hendak keluar dari halaman rumah Hanna, namun terhenti karena panggilan Hanna.
"Ga, gue mohon, lo terima permintaan bokap gue. Please!!!" pinta Hanna dengan menangis.
Saga membuka kaca mobilnya. "Sorry, Han, lo emang baik, lo sahabat gue. Tapi, untuk hal yang tadi, gue nggak bisa."
Saga langsung tancap gas pergi keluar dari halaman Hanna.
"Sagara!!!! Please," ucap Hanna dengan bergetar.
🗡️🗡️🗡️
Hari ini hari Minggu, jadwalnya Arra dan keluarga berlari pagi bersama. Mereka berlari mengelilingi komplek rumahnya sebanyak tiga kali putaran.
"Ra, Yal, Ayah sama Bunda mau ngajak kalian keluar negeri, liburan sekolah kalian, gimana?" tanya Gaffa.
"Wah! Keren, Yah. Asik tuh," kata Arial seraya lari kecil.
Arra hanya diam tanpa menjawab, membuat Zara, Gaffa, dan Arial menoleh bersama.
"Kamu gimana, Kak? Suka, kan?" tanya Zara.
Lagi-lagi Arra diam, melamun, pikirannya hanya satu, yaitu Saga.
"Kak Arra!" panggil Arial dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Ficção AdolescenteSQUEL MY POSSESSIVE BOYFRIEND ❗Hanya ganti judul, isi cerita tetap sama🕊️ Cerita ini ringan, tanpa adanya konflik berat. Kalau kurang suka, bisa skip, yang suka bisa dibaca yaa!🌷 Kisah cinta seorang Arrabelle yang tidak pernah berjalan mulus, kein...