Matahari bersinar terang memasuki jendela-jendela besar pada gedung putih yang begitu megah. Nuansa warna putih membuat dekorasinya terlihat elegan dan mewah, dengan bunga-bunga cantik yang terpasang disetiap sudut. Tak lupa juga dengan undangan yang hanya disebar dengan jumlah sedikit, karena pernikahan ini bisa dibilang dengan pernikahan tertutup. Bahkan teman-teman Saga dan Arra tidak ada yang diundang dan tidak ada yang tahu kalau Saga dan Arra menikah hari ini.
"Kamu siap?" tanya Gaffa pada Arra yang sejak tadi terlihat sangat gugup.
Arra mengangguk sambil menghela napasnya. "Aku siap, Yah," jawab Arra.
Gaffa dan Arra terlihat mulai berjalan menelusuri karpet merah yang menuju Saga yang telah menunggu diujung sana dengan wajah yang sangat bahagia.
Alunan lagu dengan melodi pelan begitu menghiasi suasana hari istimewa ini bagi Arra dan Saga. Hanya keluarga dan kerabat dekat orangtua mereka yang bisa hadir disini.
Saat Arra sampai dihadapan Saga, senyuman manis gadis itu terbit hingga haru dan tak menyangka juga datang secara bersamaan dengan rasa bahagia.
"Kamu cantik," ucap Saga.
Arra hanya tersenyum malu-malu menanggapi ucapan Saga.
"Om minta, tolong jaga Arra ya," kata Gaffa.
"Siap, Om, saya akan jagain Arra," jawab Saga.
Mereka berdua berjalan menuju kursi pengantin yang berada tepat dibelakang mereka.
"Ayo silakan mempelai wanita dan mempelai pria saling memasukkan cincin," ucap Penghulunya.
Saga lebih dulu memasukkan cincinnya dengan sambil tersenyum manis, begitu juga dengan Arra. Setelah Arra memasukkan cincinnya juga pada jari Saga, gadis itu mencium tangan suami sahnya dan Saga mencium kening milik istrinya.
Acaranya begitu terlihat mewah yang diadakan seperti orang-orang dewasa pada umumnya. Alunan lagi manis mengiringi langkah para tamu untuk bersalaman dengan Saga dan Arra, mengucapkan selamat dan juga berfoto bersama.
Acara selanjutnya ada sambutan hangat dari penyanyi yang mereka ajak untuk mempersembahkan lagunya dihari istimewa ini.
Saga meraih tangan milik Arra lalu tersenyum, begitu juga Arra.
"Apa yang aku inginkan bisa tercapai sekarang. Kamu," ucap Saga berbisik.
Gadis itu tersenyum malu lalu berbisik. "Me too," jawabnya.
"Makasih ya, kamu udah mau balik lagi sama aku, aku pikir kita bakal jadi dua orang yang saling nggak kenal. Tapi, ternyata jodoh," ucap Saga yang tidak melepaskan tangannya.
"Karena aku percaya, kamu orang yang bertanggung jawab, kamu orang yang mungkin sangat nurut sama perintah? Ya, contohnya aja kamu nurut disuruh nikahin aku, dan sebelum itu juga kamu nurut sama perintah orangtua Hanna, ya kan?" ledek Arra.
"Tuh kan, udah jangan mulai deh soal Hanna, aku nggak suka." Saga memasang wajah kesal.
Arra tertawa. "Kok marah sih? Yaudah yaudah, nggak lagi, janji," ucap Arra tersenyum.
Saga memegang bahu Arra lalu menariknya untuk dipeluk. "Perintah itu, cuma aku laksanakan karena menghargai, tapi kalau perintah orangtua kamu, aku laksanakan karena emang ini kesempatan emas. Aku bisa balik lagi sama orang yang aku sayang. Bukan Hanna," jelas Saga.
Arra meneteskan air matanya, lalu memeluk Saga.
"Kasihan ya, temen-temen kita pada nggak tahu. Padahal ini hari bahagia kita," kata Arra sambil menyeka air matanya dengan tisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
Teen FictionSQUEL MY POSSESSIVE BOYFRIEND ❗Hanya ganti judul, isi cerita tetap sama🕊️ Cerita ini ringan, tanpa adanya konflik berat. Kalau kurang suka, bisa skip, yang suka bisa dibaca yaa!🌷 Kisah cinta seorang Arrabelle yang tidak pernah berjalan mulus, kein...