35. Pergi dan Temu

138 3 0
                                    

Arra merapikan semua pakaiannya dengan tertata rapi, Saga yang masih tidur belum tahu kalau Arra sementara waktu akan menginap di rumah orangtuanya dulu sampai situasi Arra siap dengan semuanya.

Saat Arra membawa tasnya, Saga langsung menahan Arra untuk tidak pergi. "Mau kemana?"

"Udah bangun? Aku mau nginep di bunda ya, buat sekarang aku nggak bisa disini dulu," ucap Arra.

"Ra, nggak bisa dibicarain dulu, Ra? Jangan kayak gini," pinta Saga.

Arra menghentikan langkahnya lagi. "Mau sampe kapan dibicarain terus? Kamu nggak kasian sama aku dan bayi kita? Aku cuma minta tolong sama kamu, supaya kasih aku waktu beberapa hari buat nenangin diri, boleh ya?"

Saga tidak mau bersikap egois lagi, kali ini ia hanya perlu menuruti kemauan Arra agar ia juga bisa memikirkan bagaimana kedepannya nanti.

"Yaudah, tapi tetep terus chat aku ya."

Arra memeluk Saga sebentar. "I love you."

"I love you too. Chat aku kapan kamu mau di jemput ya," ucap Saga sambil tersenyum. Arti senyum yang sedih dan tak rela kalau Arra akan pergi untuk sementara waktu.

Arra mengangguk "Aku pergi ya."

"Kamu beneran mau pergi, Ra?" tanya Saga lagi saat Arra hendak menggeret kopernya.

Arra sebenarnya tidak tega meninggalkan Saga begitu saja, tiba-tiba Saga memeluknya erat. "Kamu nggak mau stay dulu aja sampai beberapa hari? Aku bisa bujuk mama, Ra."

"Aku bingung, Ga." Arra meneteskan air matanya lagi, kini kandungannya sudah menginjak 20 minggu, perutnya sudah tak lagi rata, maka dari itu Saga sangat khawatir pada istrinya jikalau harus mengurus dirinya sendiri.

"Ga, biarin aku sendiri dulu, ya? Please.." pinta Arra.

Saga akhirnya melepaskan pelukannya. "Aku anter ke bawah ya."

Arra menggeleng. "Nggak usah, nanti kalo mama tahu pasti marah, aku jalan ya, mobilnya udah dateng."

Arra berbohong. Ia tidak pergi ke rumah mamanya, melainkan ia check in hotel dekat kawasan rumah mereka sendiri dengan maksud untuk tetap bisa melihat Saga dari jauh. Sebesar itulah rasa sayangnya pada Saga.

Saga hanya menatapnya dengan tatapan sedih. Ia memantau Arra lewat jendela kamarnya dan terlihat kalau Arra sudah menaiki mobil yang ia pesan sebelumnya.

"Pak, tolong muter di depan aja ya."

Supir itu mengangguk. "Mbak lagi hamil ya?"

"Iya, Pak. Hati-hati ya jalannya."

"Siap, Mbak. Udah berapa bulan kalo saya boleh tau?"

"Udah mau masuk kelima, Pak," jawab Arra sambil memegang perutnya.

"Oohh, sehat-sehat ya, Mbak ya. Tapi, kenapa sendirian? Suaminya nggak ikut?"

Arra menghela napasnya. "Suami saya udah duluan sampe."

"Oohh gitu. Oke deh, Mbak. Maaf ya saya banyak tanya."

Arra tersenyum. "Nggak apa-apa, Pak."

Setibanya Arra di hotel ini, ia langsung masuk ke kamar yang ia pesan dan mulai merebahkan tubuhnya. "Huh.." Arra menghela napasnya berat.

drrt

Ponselnya bergetar dan pesan singkat masuk.

Bunda : Sayang, kamu di hotel mana? bunda sama ayah mau kesitu.. mau dibawain apa?

me : hotel randajaya bun, aku gaperlu dibawain apaapa kok

me : makasih ya bun udah mau kesini

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang