29. Holiday

621 31 9
                                    

Arra dan Saga kini sudah sampai diapartemen mereka. Arra melihat sesuatu yang baru, sebuah kotak berwarna biru bertuliskan 'selamat ya'. Barang itu terlihat mewah dan bagus, tampak lebih berbeda dari beberapa kado lain.

"Ga, ini yang dari Hanna? Buang deh," suruh Arra.

Saga langsung menoleh, "Hm? Buang? Kenapa?"

"Nggak suka aja," jawab Arra santai melemparkan kotak itu.

Saga menaruh tasnya dan menghampiri Arra. "Kamu tumben terang-terangan gini, kenapa?"

"Terang-terangan gimana? Kan emang aku nggak suka aja sama Hanna. Lagian emang kenapa? Salah?"

"Bukan gitu, itu hak kamu buat suka atau nggak sama seseorang, tapi ini bukan kamu banget terang-terangan nggak suka sama orang." Saga mengembalikan kotak itu ke meja.

"Kenapa diambil lagi? Aku suruh kamu buang, atau mau aku yang buang?" Arra sedikit menaikan nada bicaranya.

"Ra, ini pemberian orang harus kamu hargain. Nggak gini cara nanggepin orang yang kamu nggak suka. Sini liat aku," ucap Saga. "Aku tau kamu cemburu, tapi kita udah sama-sama dewasa jadi aku yakin kamu pasti paham gimana cara nanganinya kan?"

"Kamu belain dia?"

"Nggak, Ra, aku—"

"Terserah deh, aku mau mandi." Arra segera meninggalkan Saga dan menuju kamar mandi.

Saga mengerutkan keningnya. "Tumben."

Ting!

Hanna :
gimana hadiahnya? suka?

Saga menghela napas panjang, ia lebih memilih mengabaikan daripada nantinya malah makin rumit dan berakhir bertengkar dengan Arra. Saga menaruh ponselnya dinakas dan merebahkan tubuhnya sebentar. Didalam sana masih terdengar suara air yang jatuh dan mengalir, Saga mencoba berpikir 'ada apa dengan Arra'.

Setelah beberapa menit Arra keluar dan melihat Saga tertidur pulas diranjang tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Ga, bangun mandi dulu," ucap Arra sambil memakai losion ditangan dan kakinya.

"Saga! Bangun, jangan tidur dulu kamu belum mandi," panggil Arra lagi. Arra menoleh dan menatap wajah Saga yang terlihat begitu lelah.

Arra pun menghampirinya dan duduk disebelah Saga. "Maaf ya, tadi aku marahin kamu, aku cuma nggak suka aja sama dia."

"Iya, aku paham." Saga menjawab dengan mata yang masih tertutup.

"Ih? Udah bangun? Melek dong, mandi mandi," suruh Arra.

Saga pun membuka matanya. "Ra, besok temenin aku yuk kerumah temen lama, di Bali. Mau kan?"

"Bali? Kamu punya temen di Bali? Jauh banget," tanya Arra.

"Temen masa kecil sih terus abis itu dia pindah ke Bali, dan baru sekarang dia ngabarin aku. Aku juga sekalian mau ada projek disana, kamu nggak kemana-mana kan?"

"Oh gitu, emang boleh ajak istri kalo mau kerja?"

Saga merubah posisinya menjadi duduk. "Ya boleh lah, kan nanti kamu di hotel aja jangan kemana-mana, lagian kamu lagi hamil aku harus jagain terus. Kalo pun kamu aku tinggal aku khawatir."

Arra tersenyum. "Asik, Bali!"

Saga terkekeh. "Belom pernah kan ke Bali? Yaudah nanti sekalian jalan-jalan ya."

Arra langsung memeluk Saga. "Makasih Saga!"

"Iya sama-sama. Mana baju aku?"

"Oh iya, sebentar."

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang