5. Masa Lalu

2.2K 127 23
                                    

Jika langit punya pelangi untuk dibanggakan, tapi aku punya kamu untuk diperjuangkan

-Sagara-
.
.
.

"Coba, kamu cerita. Dia siapa sih?" Tanya Saga seraya memegang bahu Arra.

Arra menghela napas pelan. "Hmm... Dia itu, gimana ya aku ngasih tau ke kamunya?" Ucap Arra dengan bingung.

"Ya kamu tinggal kasih tau. Kenapa kamu sampe takut kayak gitu?"

Arra mulai menatap kedua bola mata Saga dengan seksama. "Dia mantan aku, Ga." Jawab Arra langsung menunduk.

Saga melepaskan tangannya dari bahu Arra. "Mantan? Terus? Kok sampe takut?" Sebelum Arra menjawab, Saga sudah bisa membaca mimik wajah Arra. "Kamu pernah diapain?" Tanyanya pelan.

"Ga... Jangan disini ya ceritanya?"

Saga menatap wajah takut Arra yang sedang menatap kebawah. Lalu langsung memeluk Arra dan menepuk-nepuk pelan. "Kamu nggak usah takut, ada aku."

Terdengar Arra menarik sesuatu dari dalam hidungnya. "Dia jahat, Ga," Ucap Arra dengan bergetar.

Saga mengerutkan keningnya. "Jahat? Jahat gimana?"

Arra melepaskan pelukannya, lalu membisikan sesuatu pada telinga Saga. Saga langsung terlihat marah, dan hendak mencari orang itu. Namun, Arra menahan Saga untuk tidak melakukan hal apapun yang ia rencanakan.

"Ga,"

Saga menoleh. "Kenapa? Aku mau buat dia nggak masuk sekolah berhari-hari."

"Ga, nggak gitu caranya." Ucap Arra seraya menahan Saga untuk tidak pergi.

"Kamu bela dia? Aku nggak terima kamu diginiin." Ucap Saga menatap wajah Arra dengan serius. Sedangkan Arra hanya masih diam.

Tiba-tiba Abi, Farel, April, Amira, dan Kanaya datang dengan hebohnya.

"Wih wih ada apaan nih? Kok tegang gini suasananya? Lagi pada bahas masa depan ya?" Tanya Amira dengan tidak santai sama sekali. Lalu membuat Farel menyenggol lengan Amira.

Saga langsung menatap mereka dengan sini, dan menarik Arra pergi. Tentu saja mereka heran dan bingung dengan sikap Saga dan Arra sekarang. Tidak seperti biasanya.

"Itu kenapa sih pada?" Tanya Farel.

"Au. Ribut mungkin?" Jawab April asal.

Kanaya menyenggol April. "Jangan sekata-kata, Pril. Mereka biasanya nggak gitu, nggak mungkin ribut." Ucap Kanaya.

Amira terkekeh. "Setiap hubungan pasti ada gelombang nya, nggak mungkin datar doang." Amira pun menepuk bahu April dan Kanaya. "Dah ah kantin yok? Gue traktir dah."

"Berangkat!!!" Celetuk Abi, dan langsung menarik Farel. Sedangkan cewek-cewek pada ketawa aja melihat tingkah dua cowok-cowok ganteng ini.

Sedangkan Saga dan Arra kini sedang berada diUKS, tempat paling sepi di sekolah ini. Jarang banget ada yang masuk UKS, paling nggak cuma mampir buat ambil obat. Saga masih ingin bertanya-tanya ada apa sebenarnya, dan Arra harus siap menjawab itu semua.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang