05

18.2K 698 9
                                    









"Kak, ini jamnya nanti ketinggalan."

Alfarel tengah merapikan kemeja didepan cermin melihat istrinya mendekat, "sini," ucapnya mengambil jam tangan dan memasang dilengan kiri.

"Nanti pulangnya jam berapa?"

"Sore, kalau mau pergi bilang dulu atau mau ngapain pokoknya harus dikabarin."

"Siap Pak Bos!"

"Oh sini aku aja yang bantu pasangin dasi," sambung Nayiya berinisiatif memasangkan dasi, bak didrama dan film bergenre romance yang pernah ia lihat. Kegiatan seperti ini selalu diimpikan untuk dilakukan.

Tapi, tidak semudah kelihatannya. Berulang kali mencoba namun Nayiya lupa bagaimana cara memasang dasi.

"Kak coba nunduk sedikit, kok susah ya?"

Alfarel menekuk kedua lututnya agar tinggi mereka sejajar, membiarkan istrinya terlihat bersusah payah memasang dasi.

"Bisa gak?"

"Aku lupa gimana caranya, perasaan dulu bisa kok. Apa karna udah lama gak pake seragam ya."

"Kalau gitu Kakak aja deh," ucapnya melepaskan dasi menatap hasil karyanya yang berantakkan.

"Gemes banget," Alfarel mengusak poni Nayiya.

Menatap tubuhnya didepam cermin sembari memasang dasi, tampilannya sudah sempurna matanya beralih pada Nayiya masih dengan wajah sedih memperhatikan Alfarel.

"Cemberut gitu nanti bibirnya jatuh ke lantai." Goda Alfarel.

"Isss, kesel! Padahal pengen gitu pasangin dasi buat Kakak biar keliatan romantis."

"Belajar pasti bisa lagi."

"Kalau gitu Kakak mau berangkat sekarang," sambungnya segera mengambil jas dan tas kerja.

"Ayo, aku anter sampai depan."

Sepasang suami istri itu berjalan menuju pintu keluar rumah, mobil Alfarel sudah disiapkan oleh pegawai rumahnya dan sudah terparkir didepan pintu.

Keduanya saling berhadapan, Alfarel merapikan anak rambut istrinya yang berterbangan. Satu tangan meraih pipi itu menundukkan wajah mengecup bibir milik istrinya, sedikit memainkannya sebentar.

"Berangkat dulu ya?" Ucap Alfarel menjauhkan wajahnya.

"Hati-hati Kak. Nanti kalau mau pulang kabarin aku."

"Iya sayang."





...

Bugh!


"Bilang apa lo barusan?"

"Gue tanya lo bilang apa! Ngomong langsung didepan gue bangsat!"

"Anak haram! Ibu lo ngerebut suami orang! Dan bikin istrinya meninggal!"

BRAK!

BUGH!

BUGH!

"Argh.." Lelaki itu meringis merasakan kepalanya menghantam kursi.

Memaksakan tubuhnya untuk bangkit menatap sosok memakai seragam sekolah tengah berdiri dengan kedua tangan terkepal.

"Kenapa? Lo gak terima? Bukannya fakta. Semua orang di sekolah ini juga tau Kenzo," ucapnya berdiri dari duduk meludah saat darah disudut bibirnya menetes.

Melihat ekspresi Kenzo melunak lelaki itu tertawa, ia mendekat kemudian mendorong tubuh itu berkali-kali sampai membentur ke dinding.

"Gak terima Ibu lo di hina? Makanya gak usah belagu. Lo cuma ketua kelas gak punya hak ngatur hidup gue."

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang