42

11.2K 508 6
                                    






Pagi hari di rumah Abraham.

"Mamam, Mama, mamam," rengek Gazan digendongan Ibunya. Nayiya membawa anaknya ke ruang makan.

"Pagi Oma," sapa Nayiya melihat Hannah berada di ruang makan.

"Pagi, sini makan. Kenapa Gazannya?"

"Katanya laper, kalau pagi gini pasti rewel. Gazan mau makan nasi mau? Atau buah?" Tawar Nayiya meletakkan anaknya berdiri diatas kursi makan.

"Di kulkas ada puding, Mama kemarin sengaja bikin buat Gazan. Kalau mau buah banyak nak."

"Iya Ma, Gazan disini dulu Mama mau ambil makan ya?"

"Nda, au endong Mama."

"Sama Oma sini sayang."

"Mamaaaa."

"Iya digendong, kok nangis kan sama Mama ini." Nayiya kembali menggendong Gazan, berjalan menuju dapur. Ia mengambil buah pisang dan strawberry.

"Bi, ini tolong dipotongin ya buat Gazan," pintanya pada asisten rumah tangga.

Ia kembali menuju ruang makan, "Papa sama Ken mana Ma?"

"Lagi olahraga diluar, Alfa suruh sarapan mumpung masih hangat lauknya Yi."

"Masih mageran, nanti kalau laper pasti turun."

Hannah memberikan piring berisi sandwich, "buat kamu, kan lagi hamil jangan lupa buat sarapan."

"Makasih Ma."

Asisten rumah mengantarkan potongan buah di meja makan.

"Makasih Bi," ucap Nayiya.

Gazan duduk dipangkuannya, sebelum itu Nayiya memberikan anaknya minum kemudian memberikan mangkuk agar Gazan mengambil buah sendiri dengan tangannya. Bayi ini mulai anteng menyuap buah ke mulutnya.

"Ayah kamu sudah dikasih tau soal kehamilan kamu?" Tanya Hannah.

"Belum, rencananya setelah ini mau ke rumah Ayah. Sekalian ajak Gazan jenguk Kakeknya."

"Enak disana deket laut ya, Gazan belum pernahkan ke rumah Kakek Adam?"

"Belum Ma, mumpung ada kesempatan Alfanya juga mau."

"Kalau kecapekan titipin aja Gazannya ke Mama atau nanti Mama main ke rumah."

"Boleh banget, Abang Gazan pasti seneng main sama Omanya yah? Sekarang dipanggil Abang ganteng ini."

Hannah tersenyum memperhatikan cucunya sibuk menyuap buah ke mulutnya belum lagi sekitar bibirnya sudah belepotan.

Setelah memakan buah 15 menit kemudian Nayiya memberi makan Gazan nasi dan lauk pauk. Kalau makan buah saja pasti anaknya akan cepat merasa lapar.

Abraham dan Kenzo sudah bergabung dimeja makan untuk sarapan. Gazan bisa makan sendiri jadi Nayiya juga bisa ikut sarapan walaupun anaknya masih belepotan makan lama kelamaan pasti akan pandai makan dengan bersih.

"Alfa belum bangun?" Tanya Abraham.

"Udah tadi Pa, atau aku panggilin dulu."

"Gak usah biar turun sendiri, liat cucu Papa ini lahap banget makannya. Enak nak?"

Gazan menatap Kakeknya sambil mengunyah makanan, "enyak," jawabnya mengambil ayam yang sudah disuir dengan tangan, dan tangan satunya lagi memegang sendok.



...

Alfarel menggenggam tangan istrinya sementara satu tangan lainnya memegang setir mobil. Disepanjang perjalanan Alfarel tak hentinya melirik istrinya, melihat ada sebuah mini market ia menepikan mobil.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang