35

12.1K 579 7
                                    






"Euhhkkk..."

"Apaa? Gazan mau nenen?"

"Ekk... euhhh.."

"Sebentar sayang, sabar yaaa." Nayiya mempercepat memakai skincarenya sambil melihat Gazan dari kaca terbaring diatas kasur.

Klik!

Alfarel memasukki kamar mendengar suara Gazan langsung mendekati anaknya, "kenapa kok nangis?" Gazan merespone ucapan Papanya dengan rengekkan.

"Anak Papa laper? Mama lama banget, Gazan udah gak tahan ya. Perutnya keroncongan coba Papa liat." Alfarel mencium perut anaknya membuat mulut Gazan berubah menjadi tersenyum.

"Mana perutnya gede gini isinya apa hm? Si mbul ini mah," gumam Alfarel terus menciumi perut anaknya dan semakin mengembang pula senyum Gazan.

"Ciluk! Ba!"

"Ba! Ini yang hobi nangis terus, huh? Nangis terus kamu yah. Kalau senyum ginikan ganteng, Ba!"

Diam-diam Nayiya memvidiokan saat Alfarel bermain-main dengan anaknya, tangan Gazan terangkat memegang wajah Papanya matanya melebar dengan tubuh bergerak aktif terlihat begitu senang bersama Alfarel.

"Seneng banget kalau udah sama Papa," Nayiya menaiki ranjang mendekat ikut berintraksi.

"Gazan terheran-heran liat Papanya yang ganteng banget, setujukan nak?"

"Cepet gedenya, biar cepet ngomong terus jalan, nanti Papa ajarin semua hal yang Gazan mau," sambung Alfarel kemudian berbaring disamping anaknya, baru beberapa menit sudah membuatnya lelah. Mengurus bayi lebih sulit dari mengurus pekerjannya.

...

"Rel!"

"Arelll! Sini duluuu!"

Alfarel memasukki kamar Gazan usai membuang popok anaknya yang baru saja diganti. Ia menutup pintu lalu duduk didekat istrinya.

"Kenapa sayang?"

"Liat ini ya," ucap Nayiya memposisikan tubuh Gazan menjadi duduk, perlahan ia melepaskan tubuh Gazan dan anaknya sudah mampu duduk tanpa ditopang.

Mata Alfarel seketika melebar, ia tersenyum dengan sigap tangannya didekat tubuh Gazan.

"Bisakan?" Nayiya juga tak kalah senang ia mengambil boneka dan bantal menaruhnya didekat Gazan.

Beberapa detik bayi ini berhasil duduk tak lama badannya menjadi oleng, Nayiya segera menangkapnya dan menaruhnya atas pangkuannya.

"Anak Papa udah bisa duduk sendiri? Hebat banget." Alfarel mendekat memegang kedua kaki serta mencium anaknya berkali-kali, Gazan tersenyum ketika Papanya memujinya.

"Karna udah bisa duduk kita beli mainan! Kamu mau mainan kayak gimana nanti Papa beliin sayang."

"Aahhh," ucap Gazan seolah merespone Papanya.

"Beli semuanya? Iya nanti Papa beliin satu tokonya khusus buat jagoan Papa ini."

Nayiya tak hentinya tersenyum memperhatikan interaksi ayah dan anak ini, "kalau aku dikasih hadiah juga gak?" seperti tak mau kalah ia juga ingin mendapatkan perhatian dari suaminya.

Alfarel menegakkan tubuhnya menatap Nayiya, ia menepuk kepala kemudian mengusap rambut istrinya dengan sayang. "Gak perlu minta kalau si cantik mah, beli aja apa yang kamu mau."

"Tapikan beda, kalau yang beliin itu kamu."

Mendengar itu membuat Alfarel menjadi salah tingkah, "iya nanti Papa kasih hadiah juga buat Mama."

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang