48

9.9K 495 10
                                    



"Abang?"

"Abang Gazan, Mama boleh minta tolong?"

"Iya Mama?"

"Ambilin botol susu adek di atas kasur, Mama lupa bawanya ke sini, tolong ya."

"Oke!" Gazan berjalan menuju kasur meraih dua botol susu adiknya memberikan pada Mamanya.

"Makasih ya, Abang mau kemana? Tidur siang aja sama Mama sini."

"Abang mau noton Mama."

"Adeknya lagi rewel Mama tenangin dulu ya?"

"Iya Ajan duduk cini ya Mama."

"Iya sayang, pinternya anak Mama."

Ariz merengek dari tidurnya Nayiya segera memberikan botol susu, satu tangannya mengusap tubuh Araz agar tidak terganggu renggekkan Ariz.

Ariz menggerakkan kepalanya menolak susu yang diberikan Nayiya, bayi itu merengek meminta digendong. Mendengar itu Araz terbangun dari tidurnya ikut bergerak risih.

"Aduh, gawat ini mah mau nangis barengan."

"Paa?!" Panggil Nayiya pada Alfarel yang berada di kamar mandi. "Cepetan ini bayinya mulai rewel!"

"Uwekkk!" Araz lebih dulu menangis, Nayiya segera mengendong anaknya menenangkannya detik berikutnya Ariz juga menangis.

"ARELL! CEPETAN!" Teriak Nayiya.

"AYEELLLLL!" Gazan berdiri dari duduknya menghampiri pintu kamar mandi yang tertutup meneriakkan nama Papanya.

"Abang, panggil Papa nak."

Klek!

Alfarel keluar dari kamar mandi, "siapa tadi ayel ayel huh?" Ucapnya mencubit pipi Gazan berjalan menghampiri istrinya didekat box bayi.

"Ariz gendong dulu kayaknya bosen rebahan terus, Araz jadi kebangun denger adeknya nangis."

"Sini nak, kenapa hm? Mau digendong ya?"

Umur Araz dan Ariz sudah 7 bulan jadi Alfarel sudah berani menggendong anaknya. Alfarel duduk di atas kasur menegakkan tubuh anaknya.

"Bang sini, ajakin main adeknya," suruh Alfarel agar Gazan mendekat.

Gazan menaiki kasur duduk dihadapan adiknya, ia memegang tangan kecil itu. Ariz menggenggam jari Gazan dengan erat kemudian membuka mulutnya sambil tersenyum.

"Nama adek ini siapa sayang?" Tanya Alfarel.

"Ayis!" Jawab Gazan, padahal wajah Araz dan Ariz mirip tapi Gazan mampu membedakannya.

Ariz memegang jari Gazan mengarahkannya pada mulutnya. "Papa! Adek au gigit!"

"Tangan Abang bukan makanan sayang, kamu laper? Mau nyusu?"

"Gusinya kayaknya gatel mau ngegigit terus, kasih mainan gigitannya aja."

Ariz mengubah posisi menjadi duduk merangkak mengambil boneka didekat bantal, Alfarel terus mengawasi gerak-gerik anaknya.

"Pa, Abang tadi katanya mau nonton hidupin dulu televisinya."

"Ke bawah aja Bang nontonnya, biar Adek juga ikut."

Gazan turun dari ranjang, mengambil kursi kecil duduk dihadapan televisi. Alfarel menggendong Ariz sambil menghidupkan televisi mengubah channel anak-anak.

"Sini nonton sama Abang." Ariz diturunkan didekat Gazan, anak itu langsung merangkak mengambil barang yang menarik perhatiannya.

"Apa? Mau ambil apa?" Alfarel mengikuti Ariz mendudukan didekat Gazan lagi lalu memberikan mainannya membuat Ariz terfokus pada mainan di tangan.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang