21

10.5K 540 4
                                    







Di rumah, Nayiya sudah siap dengan pakaian dan memoles make up agar saat Alfarel tiba tidak lagi menunggunya bersiap. Ia juga memilih pakaian yang longgar dan tebal supaya terbebas dari omelan suaminya, untuk rambut ia menguncirnya agar mudah mengenakan helm dan rambutnya tidak terbang kemana-mana.

Siap dengan dirinya, Nayiya beralih ke ruang pakaian menyiapkan pakaian untuk suaminya. Biasanya Alfarel akan memakai celana jeans dan kaos untuk luaran Nayiya memilih jaket jeans.

"Sayang?"

Terdengar suara Alfarel memanggilnya, buru-buru Nayiya keluar dari ruangan melihat sudah melepaskan pakaian kerjanya.

"Kamu cantik banget, mau kemana?" Goda Alfarel.

"Jangan pura-pura lupa nanti aku nangis lagi."

"Bercanda sayang, aku mandi dulu abis itu kita langsung otw."

"Kakak gak mau makan dulu?"

"Makan diluar aja."

"Oke."

Tidak butuh waktu yang lama bagi Alfarel untuk mandi, ia juga mengenakan pakaian yang dipilihkan Nayiya. Mengeringkan rambutnya sebentar kemudian memakai perfume.

Mencium wangi Alfarel membuat fokus Nayiya teralihkan, ia turun dari ranjang mengambil tote bag memasukkan barang-barang penting seperti dompet, ponsel, kaca kecil dan juga lipstick.

"Ini masukkin juga," ucap Alfarel memberikan dompet dan ponselnya.

"Berangkat sekarang gak Kak?" Nayiya memegang tangan Alfarel begitu bersemangat.

"Ayo."



Diruang keluarga ada Bara dan Ayahnya tengah menonton televisi, Alfarel meminta izin terlebih dahulu mengajak Nayiya keluar demi memenuhi keinginan istri kecilnya itu.

Motor yang Alfarel gunakan motor matic, ia tidak mungkin menggunakan motor yang biasa dipakai selain membahayakan Nayiya pasti tidak nyaman untuk di duduki.

"Mau kemana dulu?" Alfarel memasangkan helm untuk Nayiya.

"Dideket rumah sakit umum banyak street food kita cari makan disana aja, pasti rame banget kalau malem."

"Ayo, peluk yang kenceng."

"Begini?" Nayiya melingkarkan tangannya diperut suaminya.

"Iya, pinter."

"Ayo jalannn!"

Disepanjang jalan ramai kendaraan yang berlalu lalang, Alfarel mengendarai motor dengan kecepatan normal. Ada banyak hal yang ia takutkan, angin malam, polusi, makanan tidak sehat dan lain halnya.

Tapi kembali lagi demi memenuhi istrinya sedang mengidam, sekali-kali dapat dimaklumi.

"Kakak pengen makan apa?"

"Makan nasi padang, mau gak?"

"Aku tadi udah makan dirumah, nemenin Kakak aja."

"Gak usah, kita langsung ke street food aja. Makan disana."

"Suami aku labil banget."

Alfarel mencari tempat parkir sesampainya di sana, sesuai dugaan tempat ini memang sangat ramai.

"Kak itu kayaknya ada yang jual jagung bakar," tunjuk Nayiya pada salah satu penjual.

"Ayo ke sana, pelan-pelan aja jalannya." Alfarel menggegam tangan Nayiya kadang merangkul pundak istrinya membuatnya selalu dekat pada Alfarel.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang