28

12.5K 548 22
                                    








"Kak Alfarel?"

"Ya? Zahria? Udah mau pulang?" Alfarel menurunkan rokoknya, mereka bertemu diluar.

"Iya, dicariin istrinya tuh."

"Iya, nanti ke sana. Lo pulang naik apa? Mau dipesenin taxi?"

"Gak usah, naik bis aja soalnya mau beli barang buat kuliah. Oh iya, mau ngasih info aja kalau Kak Alfarel nanti masuk Ayinya diajak ngomong. Sebenernya anaknya mau baikkan tapi masih gengsi."

"Iya, thanks ya."

"Kalau gitu duluan."

"Hati-hati."

Alfarel mematikan rokoknya dan membuang ke kotak sampah, ia bergegas masuk ke dalam rumah sakit menuju ruangan dimana Nayiya dirawat.

Rencananya hari ini mereka akan pulang ke rumah, saat masuk ke ruangan Alfarel melihat istrinya duduk sambil bersandar. Tubuhnya jauh lebih sehat dan tidak memakai infus lagi.

Alfarel mendekat lalu duduk.

"Makan sekarang, aku mau liat," ucap Nayiya tanpa berekspresi.

Alfarel mengangguk, mengambil nasi yang dipesan tadi. Alfarel sengaja tidak makan bersama Ayah Adam ia tidak mau berada disitusi canggung di dalam ruangan ini belum lagi Bara yang sudah mencurigainya.

Nayiya menatap makanan yang Alfarel makan lalu beralih pada mulut Alfarel yang mengunyah makanan.

"Mau?"

"Enggak."

"Nanti disuapin, ini enak. Cobain dulu sayang, suap ya?"

Alfarel mengambil nasi dan lauk dengan tangan, mengarahkan makanan pada mulut Nayiya. Awalmya bumil ini menolak namun lama-kelamaam membuka mulut juga, apa yang Alfarel makan selalu menggoda untuknya.

"Enakkan?"

Nayiya mengangguk sambil mengunyah makanan, dan mereka pun makan bersama. Alfarel lebih mengalah menyuapi Nayiya terlebih dahulu setelah istrinya merasa kenyang barulah ia mengabisi nasi yang tersisa.

"Kakak kalau laper ada kue dari Bundanya Ijah, udah aku cobain enak." Entah sadar atau tidak itu kalimat terpanjang diucapkan Nayiya setelah mereka bertengkar.

"Iya, mau cuci tangan dulu."


...

"Akhirnya selesai juga," ucap Alfarel mendudukan tubuh dikarpet bulu dekat ranjang. Ia baru saja merapikan barang-barang yang dibawa ke rumah sakit ke tempatnya semula.

Nayiya sudah pulang ke rumah, saat ini dalam keadaan sudah mandi, makan malam serta minum obat jadi tinggal beristrahat.

Melihat Alfarel terduduk dibawah Nayiya bangkit dari tidurnya turun dari ranjang untuk duduk bersama Alfarel.

"Kok turun, aku masih keringatan mau ganti baju juga."

"Ganti baju aja abis itu duduk sini lagi," jawab Nayiya.

Lelaki ini melepaskan baju memperlihatkan tubuh bagian atasnya, Nayiya memperhatikan perut Alfarel yang berbentuk sempurna naik ke bagian dada yang mengkilat karna keringat, lalu ke leher serta jakun yang naik turun, rahangnya yang tegas ditumbuhi bulu-bulu halus Alfarel belum berkucur beberapa hari ini. Kemudian tatapannya terhenti pada mata yang sama-sama menatapnya.

"Katanya kemarin mau ngomong," Nayiya kembali bersuara.

"Mau sekarang?"

"Kapan lagi, keburu Kakak lupa."

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang