36

11.7K 561 11
                                    











Perkembangan Gazan semakin meningkat saat bertambahnya usianya, ia bisa duduk sendiri dan bayi kecil ini sudah bisa merangkak kesana kemarin.

Gazan juga mulai mengerti dan merespone apa yang diucapkan orang sekitarnya, pada perkembangan bahasanya Gazan sudah bisa mengucapkan kata Mama dan Papa tanpa henti ketika ingin mengungkapkan sesuatu.

Tentunya pada semua perkembangan itu tak lepas dari perhatian Nayiya, Ibu muda ini selalu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya serta terus menstimulasi dengan berbagai kegiatan agar Gazan tumbuh dan berkembang berdasarkan usia yang seharusnya.

Nayiya juga selalu mengabadikan dengan foto dan vidio Gazan disetiap bulannya, mencetak foto tersebut dan memasukkan ke dalam Album serta menulis menceritakan apa yang ada difoto itu.



Seperti pada pagi hari ini, alunan lagu menggema dikediaman rumah Alfarel. Gazan tengah memakan sarapan paginya disuapi oleh Bi Imah dan bayi ini sibuk memainkan mainannya dan tak hentinya merangkak kesana kemari.

Nayiya berada diruang makan menyiapkan sarapan untuk suaminya, setelah semuanya beres barulah ia menghampiri anaknya untuk dibawa ikut ke ruang makan.

"Mamam, mamam," gumam Gazan dengan tangan menunjuk piring di atas meja.

"Iya mamam sayang, sebentar Mama dudukin dulu terus kita makan sama Papa juga," jelas Nayiya pada anaknya yang tak sabaran.

Ia mendudukan anaknya dikursi khusus bayi, dan kembali menyuapi Gazan. Alfarel duduk dikursi menatap Gazan yang begitu lahap makan sarapannya.

"Papa," ucap Gazan menyapa Papanya.

"Iya? Gazan lagi sarapan ya?"

"Papa, papa," jari Gazan menunjuk makanan yang ada dimeja makan terus memanggil Papanya.

"Iya, Papa mau sarapan kayak adek juga. Aaaaa.." Nayiya kembali menyuapi anaknya, sedikit kesusahan baginya karna Gazan sangat aktif bergerak mainan tidak mau lepas dari tangannya akibatnya sekitar mulut dan bajunya kotor.

"Kamu gak sekalian sarapan, disuapin mau?" Tawar Alfarel langsung mendapat gelengan dari Nayiya.

"Nanti, selesaiin si bayik ini mamam. Pagi-pagi udah ngamuk kelaperan pasti nanti nenen juga maunya."

"Biar cepet gedenya ya sayang?"

Keluarga kecil ini melanjutkan sarapannya sembari bercerita dan menanggapi ocehan Gazan, Nayiya dan Alfarel hanya bisa menebak-nebak apa maksud Gazan karna ucapannya belum bisa dimengerti.

"Udah kenyang?"

Gazan mengangguk, "angg."

Nayiya memberikan air putih dengan diwadahi botol susu, "Pa, aku ke atas dulu gantiin baju Gazan. Hati-hati ya perginya." Ia menggendong tubuh Gazan sebelum pergi mencium pipi Alfarel.

Setiap pagi selalu seperti ini, Nayiya menjauhkan Gazan dari Papa saat Alfarel akan pergi bekerja atau kemanapun. Kalau sampai Gazan melihat Papanya pergi sudah pasti bayi laki-laki ini akan mengamuk dan akan susah untuk membujuknya berhenti menangis.

Nayiya membawa Gazan ke kamarnya, meletakkan bayi itu di atas kasur dan mengambil baju gantinya. Suasana dalam kamar ini cukup berantakkan dengan boneka dan mainan Gazan dimana-mana, anak ini senang sekali melempar, menduduki bahkan mengigit apapun yang ia pegang.

"Dek, mau kemana sini ganti baju dulu." Nayiya melihat anaknya sudah merangkak menuju pintu keluar, buru-buru ia menggendong anaknya kembali meletakkan di atas kasur.

"Mau kemana? Adek masih kotor gini Mama gantiin baju dulu biar bisa main."

"Maa.. Mama."

Saat melepas baju Gazan tercium aroma sesuatu, Nayiya mulai merasakan ada yang aneh. "Adek eek ya?" Tebaknya saat Gazan mulai terdiam sudah pasti bayinya ini sedang pup.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang