49 - END

15.6K 589 28
                                    









"Liat badan gue udah bagusan belum?"

Nayiya berpose dihadapan Yumi memamerkan tubuhnya yang sudah kembali lansing dan ideal.

"Banget, lo seniat ini mau ngebalikkin bentuk badan."

Mendapatkan pujian itu lantas membuat ibu tiga anak ini tersenyum puas, ia mengambil handuknya mengelap keringat di leher dan dahi.

"Jelas, biar pun anak udah tiga tubuh masih harus bagus kayak anak gadis."

"Gak nyangka anak lo udah 3, gue nikah aja belom anjir!" Yumi duduk di salah satu bangku mengambil air minum.

Mereka baru saja selesai kelas zumba, Nayiya mengambil waktu saat sore hari dalam 3 kali seminggu, waktunya sekitar 2 jam. Terhitung dari ia meninggalkan anak-anaknya dan perjalanan pulang-pergi.

"Sabar lah, nanti juga ketemu."

"Lo ngomong begini dari kita SMA, sampai kapan lagi gue harus bersabar!!"

Nayiya terkekeh melihat sahabatnya ini, "sabarkan gak ada batasnya Jumi. Gue juga harus bersyukur punya suami kayak Alfarel, bisa nyewa pengasuh buat ngegantiin gue lagi gak ada. Coba aja kalau semuanya gue yang ngurus gak bakalan bisa kayak gini."

"Bener sih, coba bayangin kalau gue nanti dapet cowok gajinya pas-pasan. Argh! Gamau!"

"Kok lo ngomong gitu? Seenggaknya dia ada pekerjaan Jum, baik, gak pelit, tanggung jawab juga. Gak semuanya tentang materi emang lo mau punya suami kaya tapi selingkuh?"

"Gak! Gue mau punya suami kayak lo Yi! Please bocorin gimana caranya! Lo sama Alfarel terlalu sempurna!"

Nayiya membereskan minuman, ponsel dan perlengkapan lainnya. "Yakin sempurna?" Tanyanya meyakinkan, Yumi melupakan di saat bagaimana dirinya dan Alfarel saat sekolah dulu.

"Sorry Yi gak bermaksud."

"Gak apa-apa pulang sekarang yuk, ntar anak gue nangis kelamaan tinggal."

"Ayok la gue juga udah ngerasa lengket banget, mau mandi."

Nayiya memasang jaket melapisi baju senamnya, ia menguncir rambut mencempolnya lalu mengambil tas.

Mereka berdua beiringin berjalan keluar, "itu mobil suami gue udah sampe, duluan ya."

"Oke, salamin ke ponakkan gue Yi."

"Pasti, dah! Hati-hati Jumi!"

Nayiya menuruni tangga sambil berlari kecil menghindari matahari sore menuju mobil suaminya yang terparkir.

"Hai?" Sapanya membuka pintu lalu duduk di samping suaminya. "Udah lama nunggu?"

"Baru aja sampe, langsung pulang?"

"Beli martabak dulu, Gazan mau makan itu."

Alfarel mengangguk, kebetulan jam selesai kelas senam bersamaan jam pulang kerja suaminya jadi mereka bisa pulang bersama.

"Panas banget sumpah," keluh Nayiya membuka resleting jaketnya merasakan ac mobil begitu sejuk mengenai kulitnya.

Alfarel menjadi salah fokus, ia melirik ke samping melihat pakaian Nayiya dibalik jaket hanya memakai tanktop crop memperlihatkan perutnya yang sudah rata, dada istrinya bersisi dan menonjol ditambah keringat pada kulit putih itu.

"Istri gue seksi banget," puji Alfarel refleks terkekeh.

Nayiya mengerucutkan bibirnya mendengar itu, pipinya masih memerah setiap pujian keluar dari mulut suaminya.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang