13

13.4K 624 13
                                    

Selepas kepergian Tante Laura, Nayiya menuju kamar ingin mengecek kembali apakah ia sudah hamil atau belum.

Di dalam kamar dilihatnya Alfarel tertidur, semenjak sakit suaminya ini lebih banyak tidur dari biasanya.

Nayiya memilih langsung masuk ke dalam kamar mandi, mengambil test pack yang sempat Alfarel belikan. Ia memang menaruhnya di lemari dalam kamar mandi.

Nayiya menampung urinenya disebuah wadah, lalu mencelupkan alat tes kehamilan tanpa sadar ia mengepalkan dua tangan berharap penuh jika dua garis yang akan muncul.

Lima menit berlalu, ia mengangkat testpack melihat 2 garis terlihat. Jantung Nayiya berdegup kencang, tangannya mulai dingin antara tidak percaya sekaligus senang. Ia menghela nafas merasa kurang yakin dengan hasilnya, kembali melakukan tes ulang.

Dan hasilnya tetap sama, dua garis! Tanpa sadar air matanya menetes. Nayiya memegang perutnya mengusapnya secara pelahan.

"Kamu harusnya ngasih tau Mama kalau udah disana sayang," tuturnya sambil mengusap air mata.

Tidak mau mengulur waktu lagi untungnya Alfarel ada disini Nayiya segera keluar dari kamar mandi.

"Kakak! Kakak!" panggilnya mengguncang tubuh Alfarel.

"Kenapa? Tante Laura udah pulang sayang?"

"Kakak bangun duluuu.."

Telinga Alfarel menangkap jika suara istrinya seperti menangis, ia segera membuka mata dan duduk dihadapan Nayiya.

"Kenapa? Kamu dijahatin Tante? Dia bilang apa ke kamu? Jawab sayang."

"Bukannn! Tante baik banget malah. Tapi ini, hiks."

Air matanya kembali turun ketika memberikan dua buah testpack positif pada Alfarel.

Mengingat Alfarel selalu mengusap perutnya setiap saat, sebelum tidur suaminya bercerita jika sudah menyiapkan keperluan kalau mereka punya anak nanti.

Harapan Alfarel sangat besar dalam menginginkan anak, kini mereka mendapatkannya.

"Kamu? Hamil?"

Nayiya mengangguk, "Aku malah gak tau kalau hamil, tadi Tante yang nyuruh buat cek. Kakak ingetkan kemarin aku udah olahraga terus ngurangin makan buat ratain perut, gimana kalau adeknya kesiksa disini?" Nayiya memegang perutnya sambil berderai air mata berbeda dengan Alfarel masih mencerna situasi.

"Sayang! Kita ke dokter sekarang."

Seperti mendapatkan sebuah kekuatan tubuh Alfarel menjadi bersemangat mendengar kabar yang sangat membahagiakan ini. Ia segera membawa Nayiya untuk memeriksakan kehamilannya.

Saat sudah berhadapan dengan dokter, Nayiya menceritakan apa yang dirasakan oleh tubuhnya beberapa minggu terakhir ini seperti sering merasakan kram dan muncul flek awalnya ia kira itu tanda akan datang bulan. Nayiya juga menceritakan soal dietnya kemarin takut jika terjadi sesuatu.

Dokter melakukan USG dan memperlihatkan bayi didalam kandungan Nayiya baru sebesar biji kacang hijau itu artinya usia kandungannya baru 4 minggu dan bersyukurnya kandungannya baik-baik saja.

Dokter juga memberitahu apa yang harus dilakukan menghadapi kehamilan bagi pasangan muda, baik itu hal yang harus dihindari serta memperhatikan kondisi Ibu saat hamil.

Alfarel mendengarkan ucapan dokter dengan seksama sesekali bertanya, berbeda dengan Nayiya ia malah beberapa kali merinding sejak tadi bahagia bercampur terkejut, tangannya juga tak lepas untuk memegang perut.

"Terima kasih dok." Alfarel mengucapkan terima kasih sebelum keluar dari ruangan.

"Kak kita langsung pulang?"

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang