03

22.1K 814 13
                                    










3 hari terlewati keduanya menginap dirumah Ayah Adam, hari ini Nayiya dan Alfarel berpamitan untuk pulang. Keadaan Ayah Adam juga sudah membaik tidak ada keluhan jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Ayah Adam sering kali menyuruh anak perempuannya ini untuk pulang karna tidak enak pada menantunya, Alfarel.

Tetapi lelaki itu tampak santai saja berada di sini, Alfarel kira saat dirumah Nayiya yang dilakukan hanyalah berada dirumah seperti rebahan, menonton tv dan hal-hal santai lainnya.

Ternyata ia malah ikut Ayah Adam menjaga pos ronda, membantu desa gotong royong, membantu memanen kebun dan yang paling Alfarel ingat dirinya ikut menangkap ikan di laut. Itu pengalaman pertama baginya ke laut luas mencari ikan, ternyata hidup di desa tidaklah membosankan seperti difikirannya selama ini.

Banyak kegiatan yang berfaedah apalagi para warga yang ramah, saling mengenal dan bergotong royong terasa beda sekali kehidupan di kompleks perumahan Alfarel.

"Ayah, kami berangkat dulu. Kalau Ayah bosen di sini nanti Alfarel jemput buat tinggal sama kita."

"Udah nyaman di sini, kalian hati-hati berangkatnya telpone kalau udah sampai ke rumah."

"Iya Ayah."

"Ayah, Abang. Ayi berangkat dulu," ujar Nayiya menyalami Ayah dan Abangnya bergantian.

"Nurut apa kata suami, jangan bandel. Inget apa yang Ayah bilang kemarin ya sayang?"

"Siap! Ayah jangan khawatirin Ayi pasti bakal baik-baik aja kan ada Kak Arel."

Keduanya berpamitan dan langsung pulang menuju rumah, selama di perjalanan kedua pasangan itu bercerita tentang banyak hal. Sejenak melupakan kejadian malam itu, karna Alfarel banyak kegiatan beberapa hari ini membuatnya lelah dan cepat mengantuk alhasil tidak punya waktu untuk mengobrol sebelum tidur.

Sampai di rumah, Nayiya segera membereskan barang bawaannya serta oleh-oleh beberapa buah dan ikan yang sudah dibersihkan.

Alfarel lebih dulu memasukki kamar, meletakkan tas berisi pakaian tidak terlalu banyak karna beberapa sudah Nayiya tinggalkan di rumah Ayah Adam. Setelah mencuci tangan dan kaki Alfarel duduk di kursi meja rias sembari mencharger ponselnya. Mengecek beberapa notif yang masuk, dan membalas jika itu penting.

Suara pintu terbuka, Nayiya memasukki kamar membongkar tas bawaan mereka menginap dan kembali meletakkan baju dan beberapa barang ke tempat semula.

Alfael meletakkan ponselnya lalu beralih menatap istrinya tampak sibuk membereskan barang-barang, sebenarnya ia sudah menunggu saat-saat hanya dirinya bersama Nayiya.

Berdiri dari duduk berjalan mendekat, "sayang, mandi bareng yuk?"

"Hah? Kan udah mandi di rumah tadi. Gak mau ah, mau langsung rebahan," balas Nayiya tanpa menatap suaminya.

"Emang kamu enggak keringetan abis beres-beres?" Alfarel mendekat untuk merengkuh tubuh istrinya.

"Paling ganti baju aja. Mager Kak, sendiri aja."

"Nanti dimandiin, berdua ya?" Bujuk Alfarel kali ini keinginannya harus terwujud.

"Nanti Kakak malah itu..." Nayiya menutup lemari, tubuhnya berbalik membuat keduanya saling berhadapan.

"Janji, cuman mandi aja," tegas Alfarel dengan wajah meyakinkan.

"Beneran?"

"Iya bener."

"Oke!"

Wajah lelaki itu langsung sumringah, mendorong tubuh Nayiya segera memasukki kamar mandi. Dan sesuai dengan ucapannya Alfarel hanya mengajak Nayiya mandi bersama, yah tapi tetap saja tangannya tidak bisa diam. Sesekali terdengar, jeritan, tawa dan suara-suara lainnya di dalam kamar mandi itu.







NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang