14

11.7K 599 9
                                    










"Assalamualaikum."

"Paket, Bapak Alfarel?"

Tidak ada sahutan dari penghuni rumah. "Gak ada orang? Pak isi rumahnya saya maling yah."

"Iya Den?" seorang asisten rumah mendekati Oza yang sudah berdiri kurang lebih 5 menit di pintu.

"Kirain salah rumah tadi," gumam Oza.

"Maaf Den lagi sibuk di dapur, mari masuk. Ibu sama Bapak ada di taman deket kolam."

"Iya Bi, oh iya ini ada oleh-oleh tolong diwadahin ya Bi."

"Baik Ben."

Oza masuk ke dalam menatap sekitar sambil melangkah ke tempat yang dituju sesuai dugaannya jika rumah Alfarel begitu mewah. Di taman samping rumah sudah ada Bagas yang datang lelaki itu duduk sambil memainkan handphone.

"Woi! rumah lo kelebaran sediain ojek kek. Capek gue muterin nih rumah."

"Perasaan gak jauh-jauh amat dari pintu rumah ke sini, pasti keliling dulu nih anak. Periksa Al perhiasan istri lo pasti digondol sama nih Babi," tuduh Bagas.

"Anjing lo! Emang muka gue sekriminal itu apa?"

"Jelas, gak usah ditanya lo kan haram!"

"Lo juga haram ya bangsat!"

Nayiya mengamati percakapan kedua teman suaminya itu meringis kemudian melirik Alfarel sibuk dengan kegiatannya.

"Terusin aja mumpung gue lagi pegang piso nih," ucap Alfarel tengah mengupas beberapa sawi bersama Nayiya.

Mendengar suara dingin itu seketika keduanya terdiam, Oza segera duduk didekat Bagas menyenggol lelaki itu menyalahkan ucapannya.

"Kamu ke dalem aja gih, nanti kalau temen-temennya udah sampe baru ke sini." Nada Alfarel menjadi sangat lembut ketika berbicara pada istrinya.

"Tapi ini masih banyak Kak, beneran gak mau dibantuin."

"Ini ada dua beban nganggur. Kamu ke dalem aja ya?"

"Oke kalau gitu." Nayiya berdiri dari duduknya berjalan masuk ke dalam rumah.

Alfarel mengalihkan pandangannya dengan tatapan seperti ingin menerkam, "lo berduakan udah tau istri gue hamil, mulut tuh dikontrol! Gue gak mau anak gue nanti kelakuannya kayak lo pada! Sekali lagi gue denger melayang yang ada ditangan gue sekarang," ucapnya menunjuk-nunjuk Oza dan Bagas dengan pisau di tangan.

"Sorry Al, lupa," balas Bagas menampakkan wajah merasa bersalah namun ketika pandangannya bertemu dengan Oza keduanya malah menahan tawa.

"Temen lo udah mau jadi bapak aja," sindir Oza.

"Jadi.... jadi lo ngelakuin itu sama Ayi? berapa kali sampe bisa jadi Al? Akhirnya cebong lo gak terbuang sia-sia semenjak punya istri."

"Hahaha, anjir gue geli sendiri ngebayangin Alfa diranjang!"

"Ngapain juga dibayangin goblok!"

"Ya gimana, lo inget gak pertama kali kita ngegepin Alfarel nonton bokep. Mukanya merah banget njir!"

Bagas semakin kencang tertawa mendengar ucapan Oza, itu terjadi ketika mereka masih sekolah menengah pertama. Saat itu Alfarel menonton film terlalu dewasa untuk seukuran usianya, dan difilm itu terdapat adegan dewasa. Wajah Alfarel terkejut melihat adegan tersebut namun ia tetap menontonnya.

"Dah, dah, liat muka bos lo udah mesem banget. Ntar pulang dari sini kita gak bernyawa lagi."

"Lo berdua pergi aja lah, gak diundang juga," kesal Alfarel kembali melanjutkan aktivitasnya.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang