34

12.2K 568 9
                                    




"Kakak?"

"Iya Ken? Sini masuk."

"Ken mau pamit les, pulangnya sekitar jam 5 sore Kak."

"Iya, hati-hati dijalannya. Kakak gak bisa nganter ke depan gak apa-apakan? Gazannya lagi bobo."

"Gak perlu Kak, Ken mau pamit aja." Kenzo masuk ke dalam kamar mendekati Kakak ipar menyalami tangannya, ia menatap Gazan sekilas yang tertidur digendongan Nayiya.

"Hati-hati," ucap Nayiya lagi begitu Kenzo menutup pintu kamarnya.

Pandangannya beralih menatap anaknya, "kamu bobo terus nanti malam malah susah bobonya. Mama gemes banget sama Gazan, gantengnyaaa." Nayiya turun dari kasur membaringkan anaknya ke dalam box bayi secara perlahan.

Saat Gazan tertidur kesempatan baginya untuk bergerak, Nayiya segera membereskan kamarnya yang lumayan berantakkan apalagi perlengkapan Gazan kerap kali tak tesusun rapi karna Nayiya selalu grasak-grusuk mengambil dengan cekatan agar anaknya tidak menangis.

Semuanya sudah rapi, ia merapikan kunciran rambutnya lalu berganti pakaian dan mencuci muka. Bajunya sudah kotor terkena muntahan Gazan, bayinya muntah mungkin karna terlalu sering menyusu.

Karna Gazan baru tertidur jadi kecil kemungkinan untuk bayinya akan bangun, jadi Nayiya keluar kamar untuk makan siang. Ia mengambil makanan untuk dimakan di kamar, jika makan di luar takutnya Gazan tiba-tiba bangun dan dirinya tidak ada sudah pasti si kecil itu akan mengamuk.

"laper banget," ucap Nayiya melihat lauk diatas meja makan.

"Lauknya ada yang kurang gak Bu?" tanya Bi Imah mendekat.

"Segini aja udah cukup, Bi nanti masak Ayam kecap yah? Agak banyakkan."

"Iya baik Bu."

Nayiya mengambil ayam dan sayur siang ini ia tidak mengkonsumsi nasi, baru beberapa minggu melahirkan fikirannya sudah ingin menghilangkan lemak ditubuhnya walaupun Alfarel pasti melarangnya untuk melakukan diet tapi tetap saja Nayiya tidak mau tubuhnya menjadi jelek.

...

Malam pun tiba, beberapa asisten rumah mondar-mandir dari dapur ke ruang makan menata lauk-pauk diatas meja makan.

Nayiya sejak tadi berdiri memperhatikan sembari menggendong Gazan, anaknya ini senang sekali jika diajak berjalan-jalan apalagi ke luar rumah.

"Bi ayamnya masak berapa banyak?"

"Tiga kilo tadi Bu."

"Nanti sekalian dibagiin sama yang lain juga, Bibi kalau mau makan makan aja kalau udah selesai semuanya. Biar aku yang manggil Suami sama Ken buat makan."

"Bibi aja Bu, kan Ibu lagi gendong Den Gazan nanti capek jalannya."

"Enggak, lagian Gazan kesenengan diajak jalan. Bibi sama Mbak yang lain istirahat aja," tolak Nayiya halus.

Ia beralih berjalan keluar dari ruang makan, kalau tidak salah ia sempat melihat Kenzo di ruang keluarga tadi.

Dilihatnya Kenzo sedang menonton televisi seorang diri. "Ken?" Panggil Nayiya mendekat.

"Iya Kakak?"

"Makan yuk, udah Kakak siapin. Minta tolong panggil Abang kamu di kamar, Kakak tunggu di ruang makan."

"Nanti kalau Ken yang manggil malah ganggu Abang," tolak Kenzo secara halus meskipun Alfarel tidak galak seperti dulu tapi tetap saja Kenzo merasa enggan jika harus bertemu ataupun berbicara pada Abangnya.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang