43

11.1K 519 6
                                    






"Kasih dulu parfurmnya."

"Kan mau kena air ngapain pake parfurm," komentar Alfarel.

Nayiya baru saja mengganti pakaian anaknya dengan baju lengan panjang agar tidak panas terkena matahari, meskipun hari sudah jam 5 sore tetap saja ia merasa was-was.

"Siapa tau nanti ada yang deketin Gazan, anak aku harus tetep wangi!"

"Kalau bau tandanya eek dia, iyakan boy?" Alfarel mengusap kepala anaknya.

"Pake topinya, aku taruh diatas meja depan tadi Kak. Awas loh lupa."

"Iya sayang iya, kamu gak mau ikutan?"

"Enggak, mau mandi sekalian nyiapin buat makan malam. Have fun ya sayangku," Nayiya mengangkat tubuh Gazan mencium kedua pipinya lalu menurunkan dari atas ranjang.

"Ayo." Alfarel menggandeng tangan anaknya keluar dari kamar.

Bara juga ikut menemani melihat laut dari dekat, 2 lelaki dewasa dan bocah berjalan beriringan menyusuri jalanan. Gazan juga bersemangat sekali melangkah sesekali ia melompat girang sambil berpegangan pada Papanya.

Jalanan aspal berganti menjadi tanah bercampur pasir, Alfarel mengangkat tubuh anaknya melewati jalan itu begitu sampai di pasir pantai ia melepaskan sendal yang dipakai Gazan meletakkan anaknya di pasir.

"Ehhh, Papaaa!" Teriak Gazan merasa aneh kakinya menginjak pasir.

"Gak apa-apa yang diinjak Gazan ini pasir, itu liat airnya gerak-gerakkan?" Tunjuk Alfarel pada ombak ditepi pantai.

"Awas rel suka ada pecahan kaca, atau barang tajem," peringat Bara.

Alfarel melepas topi gazan menghadapkan kebelakang, "ikut Papa," ajaknya menggandeng anaknya lebih dekat ke air.

Gazan melangkah sambil melihat kakinya yang terkena pasir, ia mendongakkan kepala begitu semakin dekat ke air. Ombak air laut mengenai kakinya.

Alfarel berjongkok dihadapan Gazan, membiarkan air menghampiri anaknya. Gazan berpegangan erat pada Papanya terlihat wajah bayi ini begitu tegang sekaligus senang dengan apa yang baru ditemuinya.

"Gazan suka?" Tanya Alfarel.

Gazan mengangguk, "Uka! Aii Papa!" Ucapnya menginjak-nginjak air laut hingga tercepirat mengenai celananya.

Pelahan Alfarel melepaskan tangannya membiarkan Gazan berdiri sendiri, Gazan masih fokus pada deburan ombak yang menhampiri kakinya, angin laut bertiup hingga senyuman pada anak ini semakin mengembang.

Alfarel berdiri mundur ke belakang menjauh dari Gazan, menyadari Papanya menjauh Gazan lantas merengek sambil merentangkan tangannya tidak mau berjauhan.

"Sini kejar Papa," ucap Alfarel.

Gazan tetap merengek namun ia melangkahkan kaki perlahan, pasir yang basah membuat kakinya tenggelam di pasir.

"Papaaaa!" Teriak Gazan terus berjalan sedangkan Alfarel masih memundurkan langkahnya.

Bugh!

Bayi ini terjatuh, baju Gazan basah dan air mengenai wajahnya. Tapi ia tidak menangis, matanya mengerjap-ngerjap begitu tangannya terangkat ingin mengusap wajah Alfarel segera menghentikan tangan itu.

"Eits, liat tangan kamu kena pasir." Alfarel mengusap wajah Gazan. "Berdiri nak, sini kejar Papa."

Gazan kembali berdiri mengejar Alfarel, puas dengan apa yang dilakukan anaknya. Alfarel segera menangkap anaknya mengangkatnya setinggi mungkin membuat tawa anak kecil ini terdengar sangat nyaring.

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang