45

10.9K 576 29
                                    







7 months pregnant.

"Mama, adek bobo?"

"Coba kita liat adeknya lagi ngapain sekarang?"

Nayiya membuka baju memperlihatkan perutnya yang besar, ia mengambil tangan kecil Gazan menempelkan ke perut sambil mengusapnya memancing bayi-bayinya bergerak.

Dugh..

"Abang rasain itu? Adeknya nendang. Katanya gak sabar mau ketemu Abang."

"Adek?" Panggil Gazan mendekatkan wajahnya ke perut Mamanya, ia bisa melihat perut itu bergerak.

"Adek? Enih Abang, Abang Ajan! Adek?!" Panggil Gazan mencoba berinteraksi dengan adik-adiknya.

Anak ini hampir setiap hari memandangi perut ibunya yang semakin membesar, ia juga mengajak adik-adiknya berbicara random seperti memamerkan mainan barunya, menceritakan kegiatannya, atau sekedar memanggil adiknya.

Gazan pernah marah karna setiap ia memanggil adiknya, adik di dalam perut tidak pernah menyahut. Nayiya memberi pengertian kalau adik-adiknya belum bisa berbicara dan kalau sudah lahir nanti Nayiya bertanya apakah Gazan mau mengajari kedua adiknya berbicara dan langsung diangguki oleh anak lelaki ini.

"Adek! Abang unya ini, enih.. Mama? Enih?" Gazan ingin memperlihatkan robot barunya namun ia lupa namanya terlebih dulu bertanya pada Nayiya.

"Itu robot, transformer."

"Omel adek, biyu beyi Papa uat Abang. Adek au omelnya?"

"Nanti adek kalau udah lahir pinjem ya Abang," Nayiya membalas ucapan anaknya.

"Ya, Abang cimpan bial adek anin."

"Abang ngomong apa sama adeknya?" Alfarel keluar dari kamar mandi usai menggosok gigi, ia mendengar semua celotehan anaknya dari dalam kamar mandi.

"Omel Papa, ijam adek."

"Jangan dirusakkin biar nanti adeknya bisa mainin, kalau keburu rusak mana bisa," ucap Alfarel mendekat menaiki ranjang.

"Sini liat Papa, kita pijitin Mama."

Gazan melihat Papanya memijat kaki Mamanya, Gazan juga mengikuti dengan memijat kaki satunya. Ia hanya menekan-nekan lalu menaboknya membuat Nayiya meringis.

"Kenapa ditabok Mamanya, dipijitin Nak. Gak boleh begitu dosa pukul Mama, minta maaf dulu."

"Abang ijitin Mama!" Bela Gazan.

"Pijitin itu begini, bukan ditabok."

Nayiya terkekeh melihat interaksi Papa dan Anak ini, "liatin Papa gimana pijitin Mama."

Gazan mengusap-usap kaki Mamanya, merasa lelah ia malah menyodorkan kakinya pada Papanya bermaksud ingin dipijat juga.

"Kenapa kakinya begitu?" Tanya Alfarel.

"Ijit Papa."

Alfarel mengabaikan kaki Gazan, anaknya semakin mendekatkan kakinya bahkan meletakkan kakinya diatas kaki Mamanya.

"Mama, Abang au ijittt!"

"Minta tolong ke Papa biar Papa pijitin." Nayiya meluruskan ucapan anaknya. "Ikutin, Mama."

"Papa."

"Papa."

"Minta tolong pijitin kaki Abang."

"Oyong ijit aki Abang."

"Terima Kasih Papa."

"Ima Acih Papa."

NAYIYALFAREL 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang