37. ARO

14.5K 1.3K 64
                                        

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

Air mata lalu mengalir dia terisak dan gemetar namun terus berlari menerobos hutan. Arion kebingungan dan ketakutan tidak tahu harus apa. David kenapa? Kenapa mau menggigit tengkuknya. Kenapa David mengejarnya?

Tanpa dia sadari, tengah dikejar dua orang. Sepasang mata elang yang mengintai Arion di atas dahan besar pepohonan.. berkilat senang.

Dua jam berlari tunggang-langgang anak itu kemudian sadar sudah masuk sedemikian jauh ke dalam hutan. Diperkirakan sudah waktu tengah hari. Hutan ini terlihat lembab dan asing sejauh mata memandang hanya hijau dan pepohonan pinus. Sinar matahari timbul tenggelam masih bisa menerobos sela-sela kanopi hutan.

Sampai disini Arion mulai sadar suara-suara hewan di hutan. Terdengar lolongan serigala di kejauhan, kepak burung di atas dahan, dan gerombolan monyet bertengkar. Setelah tadi takut dengan David, kini dia takut dengan hewan buas. Hari ini, mental anak itu digerus habis.

Dia.

Seorang pria misterius dengan kain di wajah. Baju dan celana hitam yang robek terkesan lusuh menampilkan deretan perjalanan bekas luka di kulit pucat. Rambutnya berwarna pirang kotor dengan surai menutupi dahi sampai ke mata. Tubuhnya yang tinggi tegap menunjukkan dia alpha. Namun feromon? Si bertopeng ini amat baik menyembunyikan.

Mengikuti Arion dari atas dahan-dahan pohon dalam gerakan senyap. Dia yang juga telah menunggu Arion begitu lama. Tersenyum di balik kain menutupi wajah.

Mengintai.

"GROAAAARRRR"

"HWAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"

Keheningan hutan pecah akibat geraman beruang besar dan teriakan Arion. Binatang liar setinggi dua meter dan berbadan besar dengan bulu cokelat lebat. Membuat pijakan tanah agak bergetar terus berlari mengejar mangsanya buas.

"Hwaaaaaaaaah!" jeirtan Arion melengking membuat suasana hutan semakin berisik.

"Groaaaarr groaaarrrr!''

Anak itu kembali berlari kali ini dengan seluruh tenaga yang akan mempertaruhkan hidupnya.  Bayangan tubuhnya dicabik-cabik lalu dimakan beruang mengerikan sekali. Dia masih tersengal berbelok melintasi semak hutan. Lantai hutan yang basah karena embun sedikit menyulitkannya, satu dua kali terpeleset. Arion terus berlari ke sela-sela pohon.

Dia tidak mau mati disini. Tolong. Tidak, tidak kali ini.

Melarikan diri dari matemu sendiri, lalu dikejar-kejar, sekarang akan dimangsa beruang. Arion menggigit bibir mulai cengeng dalam hati. Dia sangat lelah dan bayangan nyaman tidur di ranjang empuk bagaikan mimpi di siang bolong.

"GROAAAARRRR!" beruang di belakang terus mengejar. Arion kembalilah pada kenyataan!

Arion sama sekali tidak memperhatikan jalan. Dia hanya tau harus terus berlari sampai akhirnya terpeleset jatuh ke dalam kubangan lumpur.

Brug!

Arion tengkurap jatuh ke dalam lumpur membuat wajah, dada, dan kakinya kotor. Dia putus asa mendengar suara teriakan beruang di belakang semakin dekat. Selamat tinggal dunia, pikirnya. Dia gagal dalam kehidupan kali ini. Arion memejamkan mata bersiap mati dalam keadaan perawan. Pasrah.

Namun tidak ada suara selama satu menit kemudian. Hutan lengang.

Mata dan wajah Arion yang belepotan lumpur terbuka, mengerjap-ngerjap. Kali ini dia semakin berdebar. Namun sebuah lengan kekar mengangkat tubuh kecil Arion dengan mudah dari kubngan lumpur.

Mate: David and Arion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang