Dukung author dengan vote 🥺
Arion Point of view
David kecanduan bauku, entah bagaimana dia selalu menempel padaku sejak kemarin seperti permen karet. Dia tidak memperbolehkanku pergi atau bergerak kemanapun kecuali ke toilet dan hanya memelukku sepanjang hari.
Apa setiap alpha yang baru bertemu omeganya akan seperti ini? Aku gerah sekali dipeluk terus menerus. Aku ingin meregangkan tubuh. Tapi dia terus mendekap tubuhku dalam tubuh beruangnya.
Sejak kemarin hobinya hanya memeluk dan scenting membaui tubuhku dengan feromonnya. Menandai aku miliknya. Lagipula untuk apa? Di sini tidak ada alpha lain selain dia.
Kami sedang menonton televisi di ruang keluarga seukuran tiga rumah di komplek perumahanku. David memelukku dari samping sibuk mengedusku dan aku tidak fokus pada apapun. Sebenarnya dia bekerja tidak sih? Apa dia tidak punya kesibukan?
Dia sekarang mulai mencium cium leherku. Beberapa kali menyedot kulit dan meninggalkan jejak basah. Aku tidak berkutik. Aku rasa progres ini terlalu cepat. Aku sekarang takut dia akan menggigit tengkukku saat ini juga. Aku belum siap.
"D.. Dave. Kamu tidak bekerja?" tanyaku pelan.
"No. I have to stay here." Lalu David sibuk mencium pipiku lagi. Astaga, pipiku bisa bolong.
"Aku suka baumu, Rion. Ingin aku miliki selamanya."
Hah?
Gila! Aku melotot. Tidak biasa dengan romansa kacang seperti ini. Aku tidak bisa menelan ludahku sendiri. Aku melihat sekeliling, sangat sepi. Kemana pelayan yang menyiapkan sarapan tadi?
Jantungku berdetak lebih kencang bahkan aku bisa mendengarnya. Tidak bisa berfikir, otakku macet karena feromon David yang kuat. Apa aku harus lari? Ya, aku harus lari. Aku mulai berhitung.
Satu..
Dua..
"Rileks sayang.." bisik David di telingaku. Demi apapun geli sekali. Aku ingin menampolnya dengan wajan mulus yang sering kulihat di iklan. Suara beruang di belakang ku bergetar di telingaku.
"Kamu sangat menggemaskan,"kata David.
"Aku sudah menantimu lama sekali. Kamu baru 17 tahun. Aku sudah menantimu 23 tahun yang lalu saat pertama rut. Dan kamu bersamaku sekarang. Terima kasih Arion."
chuu
Dia mencuri satu kecupan di bibiku. Ngeri sekali perbedaan usia kami. Sebelum aku lahir pun, aku sudah ditunggu. Dia sudah sangat matang. Aku mulai keringat dingin, terusik. Setahun lagi mungkin aku sudah melahirkan. Tiba tiba aku mules.
"Ceritakan tentangmu Arion, aku ingin dengar," pinta David.
Sebentar, aku memutar otak.
"Aku remaja biasa, anak sekolah pada umumnya. Aku tidak bodoh tidak terlalu pintar juga," mana mungkin aku mengaku rangkingku 31 dari 32 siswa di kelas.
"Kau sudah ke rumahku kemarin. Aku tinggal sendirian di sana. Mungkin... Itu?" aku tersenyum kikuk tapi sepertinya David belum puas.
"Apa yang kamu sukai dan tidak sukai?"
Pertanyaan sulit, ini seperti simulasi ujian nasional.
"Aku suka membersihkan rumah, mengerjakan pr, memberi makan kucing.. seperti itu," tidak mungkin aku mengatakan hobiku makan, tidur, dan menghabiskan udara sekitar.
Hatiku mencicit karena berbohong terlalu banyak. Di depan mate pula.
David memperbaiki posisi dudukku di pangkuannya, dia terlihat berfikir dan mengulum bibir sebelum bertanya padaku.
"Arion, apakah kamu senang bertemu denganku?"
Deg. David menatap tepat di mataku. Aku gelagapan. Lebih baik mengerjakan ujian nasional daripada menjawab pertanyaan seperti ini.
"Erm.. sebenarnya aku kaget. Aku tidak menyangka akan bertemu mate secepat ini. Tapi aku senang. Pasanganku sudah ada kan," aku mengakhirinya dengan tersenyum manis.
David dengan cepat menenggelamkan ku dalam pelukannya.
"Aku akan memberikan segalanya untukmu Arion. Kamu aman dan bahagia bersamaku," kata David kepadaku. Dia sangat berkuasa. Tatapan mata, feromon, dan sentuhan David mengatakan bahwa aku miliknya. Jauh di dalam hati perlakuannya memang membuatku nyaman tapi aku masih merasa asing.
Kami baru bertemu kemarin dan beruang besar ini sudah berani mendudukan bokongku ke pangkal pahanya. Aku masih 17 tahun sialan! Dia pedofil.
Sekalipun aku belum berani menatap matanya langsung sejak mating kemarin. Aku hanya bingung harus apa. Sebentar.. apa yang dikatakan Tante Lidya ketika bertemu mate?? hmm.. percaya? Apa aku harus mencoba percaya?
"Kamu mikirin apa?" David mengelus pipiku mengalihkan atensiku padanya.
"Pr ekonomiku ku" aku menjawab spontan.
Aku meringis menyadari jawabanku. Saat pelajaran ekonomi bahkan aku selalu tidur atau mengungsi ke UKS. Pokoknya aku selalu menyelamatkan diri materi laba, rugi, kas, dan debit itu.
"Setelah ini kamu tidak perlu lagi sekolah sayang. Kamu akan private di rumah. Pengajar terbaik akan datang ke rumah mengajarimu. Kamu tidak perlu lelah datang ke sekolah dan membuang waktumu di sana" elusan jemari David perlahan samar kurasakan.
...
Hah?
Damn fucking hah?!
Dia serius kah?
Maaf maksudku, dia serius gila kah?
Aku masih melongo tidak percaya sebelum sadar David melumat bibirku pelan. Ciuman yang menuntut. Tiba tiba aku merasa sesak. Dia ingin aku putus sekolah? Lalu mengurungku di dalam rumah? Dia.. dia ingin merampas kebebasanku?
Walaupun aku benci sekolah, maksudku benci dengan pelajarannya. Hanya sekolah yang bisa mengalihkan duniaku dan mengisi kekosongan waktuku. Lagipula sebosan bosannya aku sekolah pasti lebih bosan berdiam diri sepanjang hari di rumah ini. Walaupun besar dan butuh sekitar seminggu menjelajahi setiap sudut kawasan rumah ini tetap saja rumah ini terlalu besar dan- sepi. Aku tidak suka sepi. Di sekolah aku bisa melihat kebodohan teman temanku.
Nafasku memburu cepat. Untuk pertama kalinya aku menolak David. Aku mencoba melepaskan ciumannya dengan mendorong dadanya. Namun David mengganggap itu hanya rengekan kecil dan malah menjadi dengan memperdalam ciumannya, menggigit gigit bibirku, mencoba memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulutku. Aku mulai memukuli dadanya untuk berhenti karena sesak. Sesak kehabisan udara dan sesak karena perkataannya.
David melepaskan bibirku lalu memelukku erat menyandarkan aku di dada bidangnya dengan aku yang mulai berfikir macam-macam.
"Aku sangat menyayangimu Arion," satu kecupan dihadiahkan ke pucuk kepalaku.
🦴
Dave.. jangan kaya gitu dong..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate: David and Arion (END)
Novela JuvenilArion yang baru berumur 17 tahun bertemu matenya di minimarket. Kacau. Ternyata mate nya seorang laki laki dewasa dan hot berusia 40 tahun. Tidak pernah terbayang di hidup Arion harus mempunyai mate laki laki dan bertemu secepat ini. Bagaimana sikap...