42. OVER

9.6K 944 82
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view

Oke I warn you chapter ini brengsek banget. So prepare you emotion. Sedia air dingin. Happy reading!

Lanjutan Chapter 29. Alpha Please

Kamar yang dingin dan hanya ada gelap. Tatapan mata itu datar. Mati rasa, dia sudah mati rasa. Lalu ada rantai dan omega tersiksa. Kuberitahukan padamu, tidak pernah alpha yang mau dikhianati. Mereka tidak mau berbagi, tidak satupun. Ego mereka tinggi

"Ngnghhh."

Omega muda itu terengah-engah dalam posisi menungging. Keringat membanjiri seluruh tubuh. Dia sudah amat letih. Tetapi hentakan alphanya yang marah terus memaksanya sadar. Sungguh, dia sudah lelah.

"Pleeasee, hiks, hiks stop,"lengan itu melemah luruh membuat kepalanya jatuh ke bantal sementata pantatnya terangkat tinggi.

"I'll die of you would'nt stop," tambahnya setengah terisak. Dia sudah menungging lebih dari satu jam dalam posisi ini.

Sang alpha menggeram seperti beruang marah terus menghantam pantat bulat omeganya. Pantat itu sudah merah dengan sperma bercucuran dari lubang senggama. Lubang itu tidak cukup menampung banyaknya sperma sang alpha yang keluar. Meluber seperti jus putih. Terlihat mengenaskan setiap detik dimasuki batang super besar dan panjang. Tapi rasanya.. ngghh enak dan gatal.

Hanya saja dia tidak mau mengaku.

"Ngghh ah! It's hurt Stophh."

"I'm fucking tired! God dammit!" sekarang sudah ronde ke-4 dan dia lelah, tapi masih cukup tenaga untuk mengumpat. Bahkan melawan pun sudah tidak bisa.

"How dare you Vinna..

How can you..

Cheating on me.."

Nafas alpha terasa dingin. Namun setiap inci kulit mereka yang bersentuhan terasa panas.

"You forced me to do this,"

"Alphaahh,"Vinnales mengerang.

Satu hentakan kuat lagi dirasakan Vinnales. Enak sekali tepat mengenai prostat. Mata omega itu sampai memutih ke atas merasakan gelenyar nikmat. Dia meremas seprai dengan kuat ketika batang besar alpha menumbuk-numbuk bagian enak di dalam sana.

"Alpha! Alpha ahh!"

"AHHHHHHH CUMM!" Vinna keluar untuk yang ketujuh kalinya malam itu. Dia payah karena keluar terus menerus tanpa istirahat. Stamina James sungguh luar biasa. Setelah enak yang amat sangat hanya ada sakit tersiksa. Dia sudah lelah. Lututnya lemas.

"Jamie.. Jamiiee please I beg you to stop hiks hikkss hikss. I beg you.. I'm so sorry,"

James membalikkan tubuh Vinnales melepaskan penyatuan mereka. Pemuda itu merasa lega ketika punggung bertemu kasur. Dia masih terengah-engah berkejaran nafas setelah pelepasan. Kaki pemuda itu mengangkang menampilkan lubang juicy sperm yang sedang berkedut-kedut kehilangan batang besar menyumpal.

Vinnales terlalu sibuk mengambil nafas sementara James di hadapannya menatap datar tanpa belas kasih. Di mata pria itu ada kecewa. Vinnales mencoba memundurkan tubuh ketika James meregangkan kedua pahanya semakin lebar.

Gila, ronde ke lima?! Rasanya Vinnales mau mati. Pemuda itu menangis.

Namun Sang Alpha tanpa belas kasih. Batang hesar dan panjang kembali memasuki goa hangat nan becek.

Mate: David and Arion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang