Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih
Author Point of view
Di seberang sana Vinnales mendapati David menatapnya tajam, memperingatkan. Vinnales terkekeh dan memberikan wink pada pria itu.
Menekan kesal sampai ke dasar. Ayo kita otak-atik skenario ini.
"Bagaimana mengatakannya ya? tapi David memang beruntung mendapatkanmu," Vinnales mengganti topik.
"Maksudnya?" tanya Arion lebih lanjut.
"Iya. Kamu masih sangat muda, polos, dan cantik. David mendapatkan berlian besar, sejak pertama bertemu pasti sudah tergila-gila."
Remaja itu membenarkan. Sejak pertama bertemu David memang selalu meyayanginya.
Demi menyamarkan kegugupannya Arion mulai menyendok kue lagi, kali ini cheese cake. Creamnya enak, semanis madu.
"Ya memang begitulah sifat alpha tua, terlalu lama sendirian jadi begitu," kata Vinnales nyengir, dia jadi tertarik pada sisa cream di ujung bibir Arion.
"Tapi menurutku, kamu terlalu muda. Berapa usiamu? Lima belas?" Pria itu memajukan tubuh menggunakan sapu tangannya untuk mengelap sisa cream di sudut bibir Arion.
Anak yang lebih muda terkejut mendapati Vinnales terlalu dekat.
Dia mundur. "Aku sudah tujuh belas tahun ini," kata Arion dan mendapati mata Vinnales membola lagi.
Kenapa orang-orang selalu mengira dia usia lima belas?!
"Jangan kesal Arion, kamu kan baby face," kata Vinnales seperti membaca wajah anak itu.
"Kalau sudah tujuh belas, berarti kamu harus belajar minum anggur. Orang kaya suka sekali minum anggur, nanti kamu tertinggal," kata Vinnales sambil menyesap anggurnya.
"Uh, um, apa harus? Minum anggur pasti mabuk kan?" Arion ragu, jelas sekali dibaca. Mata Vinnales berkilat tertarik.
"Kamu lihat Olliva? Dia belum bisa minum anggur kemarin saat pertunangan, dia hanya minum air putih pffftt," Vinnales tertawa geli sambil mengerling pada Olliva yang duduk melingkar di meja omega utama.
Sebenarnya tadi Arion juga ditawari duduk di sana. Tapi anak itu menolak karena mereka semua terlihat dewasa, dia jadi minder.
"Keluarga Arigo kurang sreg jadinya. Bagi beberapa keluarga, anggur adalah simbol. Kamu tidak bisa minum anggur? Wah bahaya," lanjut Vinnales menggoyangkan gelasnya.
"Mau ku ajari minum anggur?" tanya Vinnales tersenyum berbanding terbalik dengan tangannya yang mengepal kuat di bawah meja.
Di seberang sana James Gloria mengamati dengan raut dingin. Pria itu berbisik pada David di sebelahnya.
Arion menatap datar. Kalau hanya mengajak minum anggur Vinnales tidak perlu berbual terlalu banyak. Arion pusing soalnya.
"No, thanks. David yang akan mengajariku," kata Arion menyesap sirup di gelas.
Vinnales mengulum bibir. Bagaimana Arion menyesap minumannya dan leher yang bergerak naik turun itu membuatnya menarik. Dia kembali melirik ke arah meja alpha utama di mana David duduk di sana.
Arion memutuskan netral tidak mudah percaya. Dia masih menebak-nebak apa maksud Vinnales dan seberapa tebal mukanya.
"Tapi kamu harus bisa membedakan antara sayang, cinta, dan obsesi Arion," Vinnales bergumam pelan. Dia berbalas mata dengan seseorang di meja Alpha Utama.
Lalu Arion penasaran akan satu hal.
"Oh ya Vinnales kalau aku boleh tau sec gender mu apa ya? Kamu sulit dilihat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate: David and Arion (END)
Ficção AdolescenteArion yang baru berumur 17 tahun bertemu matenya di minimarket. Kacau. Ternyata mate nya seorang laki laki dewasa dan hot berusia 40 tahun. Tidak pernah terbayang di hidup Arion harus mempunyai mate laki laki dan bertemu secepat ini. Bagaimana sikap...