Kisah V

329 25 1
                                    


••• Perbanyak amal mu di dunia. Tawa mu saat melakukan dosa, akan sirna dengan tangis mu saat menghadap yang kuasa •••

Suara hujan itu masih sama, Allah masih selalu mendengar doa-doa ku. Kata seorang wanita yang sedang melamun sambil mengelus lembut perut buncitnya. Guntur membuat hatinya bergetar, burung yang terbang di langit atas itu apakah tidak memiliki rasa takut akan ada petir yang menyambar? Tentu tidak, pertanyaan itu muncul karena kegelisahan yang ada di hati mu sekarang. Menutup jendela adalah jawaban ketenangan.

" Sayang.. "

Semenjak istrinya sedang mengandung, Albhi selalu memasuki kamar dengan membawa secangkir susu. Asna tidak suka dengan hal ini, ia sangat bosan dengan rasa susu. Bahkan rasanya ingin muntah jika dirasa. Tapi Albhi adalah suami idaman nan pintar. Ia selalu pintar membujuk Asna untuk mau meminum susu itu.

" Duduklah.. "

" Apakah tidak ada minum lain selain susu? "

" Tidak. Kamu hanya akan meminum susu dan air putih, bukan soda."

Asna membuka cadarnya, hidungnya begitu merah sekali. Albhi kemudian mencubit batang hidung yang merah itu seraya berkata. " Tersenyumlah.. "

Belum sempat Asna tersenyum, Albhi sudah menyodorkan gelasnya ke bibir. Jangan sampai hidung istrimu makin memerah karena amarah.

"Bagus.. " Ucap Albhi setelah berhasil meminumkan susu itu kepada istrinya.

Lihatlah sekarang Albhi, mengapa wajah istrimu begitu merah? Matanya berkaca-kaca dengan mulut yang tertutup rapat karena suatu usaha. Rupanya Asna sedang menahan rasa mual itu selepas meminum susu.

" Muntah kan saja.. "

" Uwekk.. mm.. "

Tidak ia muntah kan kemana pun, tetapi hanya menutup mulutnya dengan tangan sembari menahannya. Kemudian karena tidak tahan, akhirnya Asna pun pergi ke kamar mandi sambil berlari.

" Hati-hati Asna.. " Ucap Albhi.

Malam hari.

Suasana malam seperti biasa setelah Ba'da Isya. Albhi dan istrinya menghabiskan waktu bersama dengan keponakan cantik mereka itu. Semuanya duduk mengeliling di lantai. Dengan meja atau tatakan Qur'an yang berada di depan mereka masing-masing. Tentunya untuk belajar mengaji bersama ammu. Dari semua keponakan Albhi, Zaira adalah anak yang paling aktif dan cerewet. Ia sangat suka bertanya apa pun bahkan di luar topik pembelajaran. Itu hal yang bagus, tapi terkadang membuat Albhi sendiri kualahan untuk menjawabnya.

" Ammu.. "

" Iya Zaira? "

" Bolehkah aku bertanya? "

" Tentu. Tapi satu-satu duu.. "

" Baiklah terima kasih ammu. Ammu, aku sangat penasaran dengan bayi yang berada di perut Bibi itu. Apakah dia tidak sesak berada disana? "

" Baiklah.. Satu.. "

" Lalu, mengapa bayi itu bisa berada disana? Ritual apa yang Bibi lakukan untuk bisa menaruh bayi itu disana ammu? Aku sangat suka melihat kartun, apakah kartun juga Allah yang menciptakan? "

" Baik.. Empat.. "

" Aku heran, mengapa aku dan semua saudara ku berukuran kecil sedangkan kalian sangat besar??"

" Haha mengapa kau sampai berfikiran untuk menanyakan hal itu Zaira..."

" Dan..... Mengapa Ibu ku
selalu memukul Bibi???"

Penakluk Iman & Hati ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang