Akhir Dari Sebuah Keputusan

350 44 3
                                    

••• Setiap perubahan dalam hidupmu bukan selamanya adalah hal yang buruk. Jika itu buruk, percayalah hal buruk itu akan menjadi awal suatu kisah yang indah •••

Suatu hari yang cerah
Di Sebuah Sekolah Menengah Atas

Melamun sambil menatap anak-anak lain yang sedang berlarian di lapangan, Pria tampan ini sepertinya telah kehilangan separuh semangatnya. Kejadian malam itu masih menghantui pikirannya sampai pagi ini. Rafka bahkan belum menghubungi Asna sama sekali semenjak dirinya memutuskan untuk pergi malam itu. Dalam benaknya mungkin bertanya, dimana gadis cantiknya itu? Mengapa dirinya tidak muncul hari ini? Rafka berharap bisa bertemu dan membicarakan tentang kejadian semalam dengan Asna. Namun, sehelai rambut pun tidak terlihat olehnya.

Bel masuk telah berbunyi. Semua anak memasuki kelasnya masing-masing. Satu-persatu guru memasuki ruangan.

Di sebuah ruang kelas.

" Maaf Bu, atas nama Hasna Whidya Permana. Kenapa gak hadir hari ini?" Tanya Rafka kepada wali kelasnya itu.

" Ohh Hasna, dia izin. Tadi orangtuanya datang ke sekolah. Ada sesuatu yang harus di urus."

Jawaban gurunya itu membuatnya berfikir ke arah lain. Rafka seketika langsung terdiam melihat ke arah jendela. Terlihat mobil putih yang biasa Ayah Asna Kendarai pergi keluar gerbang sekolah. Tanpa berfikir panjang, Rafka langsung menggendong tasnya dan berlari keluar dari ruangan tanpa izin.

" Heh, Kemana kamuu!!! " Seru Guru.

" Kemana anak itu?" Ucap guru itu kembali bertanya pada anak muridnya. Semua hanya menggeleng tak tau apa-apa.

Kediaman Rumah Asna.

" SAYANGG KELUARR.. "

" AKU TAU KAMU ADA DI DALEM.."

" kamu gak mau temuin aku?"

" Keluar sekarang Asnaaaa.... Bilang sama aku sekarang kalo kamu ga akan tega tinggalin aku!"

" Apa lagi yang aku punya setelah kamu pergi? Cuma kamu semangat aku hidup selama ini."

" ASNA KELUARR!!!"

Teriak Rafka dari depan pintu rumah Asna. Rafka begitu berharap Asna mau keluar dan menemuinya. Hatinya begitu hancur dan akan sangat hancur jika gadis cantiknya itu pergi dari hidupnya. Siapa lagi? Orangtua Rafka bahkan tidak peduli dengan keberadaannya di dunia ini. Lalu siapa lagi yang akan menjadi penguat seorang Rafka?

Air mata pria itu menetes, Rafka bukan seorang pria yang cengeng. Tapi hatinya bisa sangat rapuh jika menyangkut tentang gadisnya ini. Saat ia sedang menunduk sambil menghapus air matanya. Tiba-tiba pintu rumah Asna terbuka.

" Rafkaa..."

Suara lembut itu membuat jiwa Rafka seakan langsung bangkit. Rafka mengangkat kepalanya dengan eskpresi yang semringah.

" Asna.. "

Sudah tidak bisa menahan lagi, Rafka langsung memeluk erat tubuh Asna seakan tidak ingin jika Asna nantinya harus pergi meninggalkannya sendiri.

" Sayangg.."

Asna tidak membalas pelukan pacarnya itu. Ia hanya berdiri dengan tatapan yang kosong. Matanya sudah sangat merah dan lelah. Rafka melepaskan pelukannya itu kemudian mengamati raut wajah Asna dan berkata..

" Sayang, aku tau. Kamu cuma sayang sama aku. Kamu gak akan tega tinggalin aku demi terima sama perjodohan Ayah kamu itu. "

" Sayangg .."

Saat Rafka sedang berbicara, Asna melihat mobil Ayahnya datang. Asna tau apa yang akan terjadi jika Ayah dan pacarnya ini bertemu. Tapi Asna hanya diam saat itu, dan membiarkan Rafka terus berbicara sambil memegangi tangannya. Ayah turun dari mobilnya, melihat pria itu sudah berada di depan rumah dengan lancang tanpa izin. Jelas menimbulkan perasaan marah dalam dirinya. Saat Ayah ingin menghampiri keduanya tiba-tiba terjadilah obrolan yang kurang mengenakkan antara Asna dan Rafka.

" Sayang, kitaa ..."

" CUKUP! "

Asna langsung membentak dan menghentikan perkataan Rafka sambil menghempaskan tangannya. Langkah Ayah terhenti. Begitupun Rafka yang terkejut, melihat dan mendengar pacarnya ini membentaknya untuk yang kesekian kalinya. Ia pun bertanya mengapa demikian. Dan Asna lagi-lagi menjawab dengan nada yang tinggi dan tegas tanpa sebab yang jelas.

" Buat apa kamu dateng kesini? Aku minta kamu pergi dari rumah aku!!" Perintah Asna pada Rafka.

" Sayang, kamu apa - apaansih..?" Tanya Rafka.

" Jangan panggil aku sayang. Kamu bukan siapa-siapa ku lagi. " Jawab Asna dengan santainya.

" Maksud kamu apa ngomong gitu?" Ucap Rafka kembali bertanya.

Sambil menarik nafasnya yang dalam. Asna mengatakan " Kita Putus!"

Hal itu membuat Rafka sangat terkejut dan tidak menyangka. Asna memutuskan hubungan mereka saat itu juga. Rafka merasa tidak terima dan menyuruh Asna memikirkan perkataannya lagi. Tapi Asna mengatakan bahwa keputusannya itu sudah bulat dan tidak perlu dipikirkan lagi. Tidak ada kerugian apapun yang akan Asna alami dengan mengambil keputusan itu. "Itu yang Asna katakan Padaku saat itu." Ujar Rafka.

" Asna tapi..-

" APA LAGI??!!" Bentak Ayah yang datang menghampiri dan memotong perkataan Rafka.

" Om... " Ucap Rafka lirih.

" Apa lagi yang mau dibicarakan? Jelas, anak saya sudah memberikan keputusannya. Lalu apalagi?" Ucap Ayah.

" Engga om. Itu bukan keputusan Asna. Tapi itu tekanan dari om. Saya tau itu." Tegas Rafka menjawab perkataan Ayah.

Rafka kembali mendekat dan memegang tangan Asna sembari berkata.. " Sayang aku mohon.."

" SATPAM!" Seru Asna memanggil Satpam.

Sungguh tidak menyangka Rafka pada Asna. Tangannya seketika lemas. Perlahan melepaskan tangan Asna dari genggamannya.

" Gak perlu! " Tegas Rafka menghentikan Asna yang memanggil Satpam untuk mengusirnya.

" Okee, kalau emang ini yang
kamu mau. "

" Aku pergi.."

Saat itu juga Rafka pergi meninggalkan rumah Asna dengan perasaan kecewa. Lepasnya genggaman tangan itu membuat hati keduanya begitu teriris. Langkah kaki Rafka begitu lambat perlahan semakin jauh meninggalkan Asna yang hanya berdiri dengan air mata yang menetes.

•• Aku tau, cinta itu masih ada..
Tapi sudahlah, biarkan aku pergi karena kemauannya sendiri ••


Penakluk Iman & Hati ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang