•• Orang yang menyakitimu terkadang lebih merasa tersakiti ••
Semua pakaian sudah terjemur di bawah teriknya sinar matahari, wanita ini nampak begitu kelelahan. Tangan kanannya ia luruskan sebagai tumpuan kepala, sambil mengadahkan telapak tangganya yang memar akibat perilaku kedua iparnya itu. Ia tertidur dengan sangat lelap karena rasa lelah yang dirasakan.
'Oeekk.. Oek...
Kedua matanya terbuka, bayi itu menangis dengan sangat kencang sekali. Asna langsung sigap dan menghampiri Naya di kamar. Bagaikan ibu kandungnya sendiri, Asna menggendong Naya dan mencoba menenangkannya. Kesana - kemari, Asna mengambil langkah maju - mundur, mondar- mandiri untuk bisa membuat bayi ini terdiam dari tangisnya. Setelah Naya terdiam, sorotan mata Asna berhasil membuat bayi ini tersenyum padanya. Sungguh, seorang bayi tahu mana orang yang benar-benar tulus dan baik.
" Mengapa? Apakah aku cantik? "
Asna mencium Naya, bayi kurang lebih 7 bulan ini memperlihatkan tawanya. Asna langsung mengangkat Naya dengan kedua tangganya ke atas. Bahagia jika dirasa bisa membuat seorang bayi tertawa setelah ia menangis. Selang beberapa waktu setelah bergurau bersama bayi cantik ini, akhirnya Asna berhasil kembali menidurkannya. Ia menaruh Naya ke dalam ranjang bayi dengan sangat perlahan. Menarik nafas, 'huhhf... Lelah ya? Tapi insya Allah berkah.
" Sayang? "Asna menoleh ke belakang, tepatnya ke arah pintu dimana sumber suara berada. Ternyata Albhi sudah pulang dari pesantren, Albhi sempat mencari Asna kesana - kemari di setiap ruangan. Dan ternyata istrinya ini sedang berada di kamar Naya. Albhi memasuki kamar dan langsung mencium kening istrinya itu. Setelah dicium keningnya, Asna langsung memeluk tubuh Albhi dengan sangat erat.
" Aku merindukanmu.. "
" Apakah kamu sedang berlatih? "
" Mm.. Yaa, aku sedang mencoba untuk berlatih. Kamu tahu Albhi, tadi Naya menangis setelah diam ia tersenyum padaku. Dan kita pun tertawa bersama. "
" Hampir semua keponakan ku menyukai Bibinya. Bagaimana nanti anak kita? "
Albhi menurunkan badannya tepat di depan perut istrinya, mencium serta mengelus perut istrinya itu. Albhi begitu tidak sabar anaknya akan lahir ke dunia. Ya meskipun itu masih sangat lama. Usia kandungan Asna baru menginjak 5 bulan sekarang. Jadi bersabarlah.
" Sudah makan? "
" Mmm.. Aku. -
" Assalamu'alaikum.. "
Saat Asna sedang berbicara, tiba-tiba Ka Jannah dan Ka Sarah datang menghampiri Albhi dan Asna di kamar. Terlihat mereka yang membawa secangkir susu dan bubur. Asna bingung dengan kedua iparnya ini, mengapa tiba-tiba mereka datang dengan membawa makan dan minum?
" Ada apa ini? "
" Albhi, kami membuatkan bubur dan susu untuk Asna. Kamu tahu? Istrimu ini sangat susah untuk di suruh makan. Ia terus berada di kamar ini bersama dengan Naya. Dia bahkan sampai lupa untuk makan. "
" Ya Allah, jadi seharian Asna belum makan? Mengapa Asna? Ayo makan! "
Albhi langsung mengambil susu dan bubur itu dari tangan kedua iparnya. Ia mengucapkan Terima kasih kepada kedua iparnya atas perhatian yang diberikan. Setelah berpamitan, Albhi mengajak istrinya itu ke kamar mereka untuk menyuapinya disana. Albhi dan Asna sudah keluar dari kamar Naya. Dan lihatlah, kedua wanita ini saling menatap dengan tatapan yang tajam sembari tersenyum licik.
Di kamar.
" Apa kamu tidak memikirkan bagaimana anakku kelaparan disana? "
Albhi terus mengoceh sambil menyuapi Asna bubur itu. Asna hanya terdiam dan tersenyum melihat suaminya ini yang begitu khawatir terhadapnya. Air matanya seakan mau jatuh, tapi tertahan oleh senyumannya itu.
" Sudah.. "
" Satu suap lagi! "
" Mm.. Baiklah.. "
Saat sedang menyuapi istrinya makan, Albhi salah fokus saat melihat luka memar di telapak tangan Asna. Kemudian ia mengangkat tangan Asna dan bertanya tentang luka itu. Asna sudah lelah rasanya mencari alasan. Tapi ia harus pintar mencari alasan.
" Kenapa ini? "
" Tadi, aku ingin memasak air tapi panci nya panas lalu mengenai tangan ku. "
" Masak air untuk apa? "
" Mm.., aku hanya ingin membuatkan susu untuk Irma. Irma merasa lapar selepas pulang dari sekolah tadi."
" Pertama, kamu bisa melakukannya lebih hati-hati lagi. Dan jika kesulitan kamu bisa meminta bantu pada Ka Jannah maupun Ka Sarah. Dan kedua, aku beri tahu. Irma tidak suka susu. "
Asna benar-benar tidak mengetahui kalau Irma tidak suka susu. Ia benar-benar membuat alasan yang bodoh. Tapi apalagi alasan yang akan ia pakai? Tidak mungkin ia mengatakan kalau tangannya ini memar karena terkena setrika panas yang dengan sengaja Ka Sarah sodorkan.
" Albhi.. "
" Iya ada apa? "
" Aku ingin pergi jalan-jalan. "
" Jalan-jalan? "
" Iyaah, ayolah.. Aku sangat rindu dengan suasana di luar sana. Boleh ya? "
" Baiklah, kamu ingin pergi kemana? "
" Mmm.. Aku ingin pergi ke suatu tempat, nanti akan aku tunjukkan pada mu."
" Haha, baiklah istriku. Kapan? "
" Besok.. "
" Baiklah.. Kemari! "
Albhi meminta Asna untuk mendekat. Ia menyenderkan Asna di dadanya itu. Sambil membaca Ayat suci Al-Quran. Albhi mengelus perut istrinya dengan sangat lembut. Asna pun tertidur setelahnya, ini sangat membuat dirinya merasa nyaman sekali. Semua lelah yang Asna rasakan seketika hilang.
" وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا "
" Shadaqallahul'adzim.. "Selepas panjang mengaji, Albhi melihat istrinya itu sudah tertidur dengan lelap. Ia kemudian mencium kening istrinya dan langsung menidurkannya di kasur.
•• Sungguh berbahagia kamu. Bisa menikah dengan seorang pria yang dapat membimbing mu menjadi lebih baik ••
KAMU SEDANG MEMBACA
Penakluk Iman & Hati ( END )
RomancePenakluk Iman & Hati ( sudah di bukukkan ) BAGAIMANA JIKA SEORANG WANITA BEBAS, DI JODOHKAN DENGAN SEORANG ANAK DARI KELUARGA YANG TEKUN DALAM AGAMA? SERTA DIJADIKAN HARAPAN SATU-SATUNYA UNTUK MEMBERIKAN KETURUNAN LAKI-LAKI?? " Aku harus rela dan...