Malam hari yang sunyi. Rasa tenang tengah dirasakan oleh pasangan suami istri ini. Dua bulan telah berlalu, kini usia kandungan Asna sudah menginjak tujuh bulan. Sampai saat ini, Asna tidak bercerita kepada Ayah tentang ia yang sudah tau dimana ibunya. Asna merasa ini bukan waktu yang tepat, ia tidak ingin merusak suasana apa pun.
*hanya ilustrasi
Asna berjalan mondar-mandir di depan cermin. Sedangkan Albhi tengah sibuk memeriksa berkas-berkas kerjaannya. Saat sadar kalau istrinya sedang mondar-mandir. Albhi pun terkekeh dan bertanya mengapa demikian.
" Haha ada apa istriku? "
" Albhi.. Aku terlihat semakin gendut. "
" Asna, kamu tidak terlihat gendut. Usia kandungan mu bukan lagi seminggu dua minggu sekarang. Tapi tujuh bulan. "
" Hah.. Ya. Aku tidak sabar rasanya.. "
Albhi turun dari kasur menghampiri Asna di depan cermin. Kini bukan memeluk dari belakang posenya. Tapi duduk bersimpuh di bawah sambil memeluk dan mencium perut istrinya.
" Asna.. "
" Iya suamiku? "
" Besok, aku harus pergi. "
" Kemana? "
" Keluar kota bersama dengan yang lain. Aku tahu perasaan mu. Aku juga tidak mau meninggalkan mu sendiri."
" Albhi, jika kamu meninggalkan ku sendiri. Itu justru lebih baik. Tapi, kamu meninggalkan ku bersama dengan kedua wanita itu."
Albhi kemudian berdiri dari duduknya. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Asna.
" Aku sudah memasang CCTV. " Bisiknya.
Asna menoleh dengan mata melotot, ia tidak tahu kapan dan dimana suaminya itu memasang CCTV dirumah ini. Sebelum membahas yang lain, dengan panik ia pun berkata pada Albhi.
"Astaghfirullahalazim! Sejak kapan dan dimana kamu memasang CCTV itu? "
" Syuutt! Asna pelan-pelan.. "
" Tunggu dulu Albhi, bukankah rumah ini dilarang keras untuk memasang CCTV? Kamu tahu itu bukan? Bagaimana jika di antara kita tidak sengaja melepas cadar? Albhi lepas CCTV nya!!"
Albhi terkekeh mendengar perkataan istrinya yang sedang panik. Albhi tahu dengan aturan yang berada dalam rumahnya untuk tidak memasang CCTV. Tapi mau tidak mau, Albhi memang harus melakukan itu. Albhi ingin memantau perilaku kedua iparnya lewat handphone selagi ia masih di luar kota. Albhi menjelaskan pada Asna bahwa hanya dialah yang dapat melihat rekaman CCTV-nya.
" Mengerti? " Tanya Albhi.
Asna menampakkan muka kusut nya itu. Apa yang membuat Asna merasa kesal dan sedih seperti ini? Albhi bertanya sambil mengangkat dagu istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penakluk Iman & Hati ( END )
RomancePenakluk Iman & Hati ( sudah di bukukkan ) BAGAIMANA JIKA SEORANG WANITA BEBAS, DI JODOHKAN DENGAN SEORANG ANAK DARI KELUARGA YANG TEKUN DALAM AGAMA? SERTA DIJADIKAN HARAPAN SATU-SATUNYA UNTUK MEMBERIKAN KETURUNAN LAKI-LAKI?? " Aku harus rela dan...