Kebebasan Asna dan Kemarahan Ayah

668 62 7
                                    

----------

Hidup akan lebih berarti dan menjadi lebih baik jika kita bersama dengan orang-orang yang peduli dan sayang dengan kita. Iya bukan? Lalu, jika itu tidak terjadi pada pria tampan ini. Maka jangan heran dengan mengapa ia bisa begitu.

" Gue Rafka Adhitya. Biasa di panggil Rafka. Gue pacar Asna. Inget itu, Pacar Asna!  Gak ada satupun cowok yang bisa deketin dia selain gue. Gue gak peduli sama larangan bokap Asna. BODO AMAT!!  Gue cuma mau Asna.. "

Rafka sudah 2 tahun lebih menjalin hubungan dengan Asna, mereka berada di satu sekolah yang sama. Keduanya saling mencintai dan tidak ingin jika harus berpisah karena suatu alasan. Tapi, apa boleh buat saat elang sudah bawa anak ayam terbang dengan kedua cakarnya?? Diam dan menerima, hanya itu yang bisa lelaki ini lakukan.

Disebuah sekolah.

Duduk berdua di bawah pohon. Mereka terlihat santai dan begitu terbiasa menampakkan kemesraannya di hadapan seluruh warga sekolah. Tapi suasana pagi masih sangat sepi.

" Hah males banget deh.." Gumam Asna kesal.

" Kenapa sayangg? Hmm?" Tanya lembut Rafka pada pacarnya.

" Nanti Ayah jemput aku..
Maaf ya, hari ini aku gak bisa temenin kamu." Ucapnya.

Rafka sangat tidak menyukai Ayah Asna. Baginya, Ayah Asna adalah hambatannya untuk bisa bersama dengan Asna. Tapi Rafka selalu mencari jalan agar bisa tetap menghabiskan waktu bersama dengan Asna.

" Gak! Kamu tetep pulang sama aku.."

" Tapi sayang, aku gak bisa.. nanti pasti Ayah bakal marah sama aku." 

" Aku gak peduli!! "

" Sayangg.. tapikan.." -

" Syutttt.."

Rafka menghentikan Asna berbicara dengan menghalang mulut Asna dengan jari telunjuknya. Seketika Asna terdiam sambil menatap Rafka.

" Dengerin aku
sayangg, kamu ikut aku.."

Jari telunjuknya masih berada di mulut yang mungil dan merah muda itu. Tatapan mata Rafka menandakan betapa besar nafsunya saat ini. Tapi Asna mencoba menenangkannya. Asna, dia hanya salah pergaulan saja. Tetapi dirinya sangat patuh terhadap perkataan orang tuanya. Ia tidak pernah melakukan hal yang begitu buruk kecuali karena suatu keadaan yang menjebak.

" Iya sayangg.." Ucap Asna sambil
memeluk erat pacarnya itu.

" Kamu mau ikut aku nanti kan?" Tanya Rafka kembali.

" Iyaaa.." Jawab Asna mengangguk.

Ini belum waktunya pulang dari sekolah. Tapi Rafka mengajak Asna untuk membolos dan pergi sekarang juga. Mereka mengambil kesempatan untuk menyelinap pergi. Keduanya pergi dengan mengendarai sepeda motor.

" Kita mau kemana sayang?" Tanya Asna.

" Kemana aja yang buat kamu happy.." Jawabnya membuat Asna tersenyum.

Rafka menyetir sambil memegangi tangan Asna yang memeluknya dari belakang. Ingat akan satu hal, pria ini sangat menyayangi Asna. Baginya Asna sangatlah berarti di hidupnya. Jika bukan Asna, siapa lagi yang akan menemani ku dan membuat ku sebahagia ini? Batinnya berkata.

Tepat pukul 14.00 WIB.

Yang dimana seharusnya ini adalah jam pulang sekolah Asna. Ayah menunggu di depan gerbang. Mondar - mandir menunggu anak perempuannya itu keluar. Tapi lama sekali.. Asna tidak muncul-muncul. Jelas hal itu membuat Ayah begitu kesal dan mulai berfikir ke arah yang lain.

Penakluk Iman & Hati ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang