Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻🌻🌻🌻🌻
Kinan dan Juno semakin hari semakin dekat. Dekat dalam artian mereka sering menghabiskan waktu berdua. Kekampus bareng, makan siang bareng, sering juga tuh keduanya memutuskan nonton kalau ada film yang bagus, atau Juno yang kerap kali memaksa Kinan untuk menemaninya bersepeda di sabtu pagi.
Awalnya sih, Kinan semangat banget tuh diajakin olahraga bareng, apa lagi naik sepeda kan, Kinan sih suka olahraga naik sepeda. Gak terlalu capek juga kan, bisa santai keliling lihatin pemandangan. Ehh.... Si Juno sama dia ternyata tipe naik sepeda yang berbeda. Kalau Kinan naik sepeda terlalu santai, nah Juno????? Beuhh jangan ditanya, udah kaya lagi lomba sea games!
Anaknya ngegas banget anjir!! Mana tuh cowok maksa-maksa Kinan buat ngejar dia, yah Kinan ngos-ngosan lah!! Mana bisa dia nandingin Juno, yang udah keterlaluan cepatnya.
Bayangin mereka harus naik sepeda dari Grogol, letak kostan Kinan sampai GBK! Kinan udah hampir pingsan, kalau terus-terusan ngikutin kecepatan Juno, maka dengan kesalnya sambil ngos-ngosan, peluh udah membasahi sekujur tubuhnya, rambutnya udah lepek banget pagi itu, kedua kaki Kinan kayanya udah keram!! Gak kuat, Kinan menghentikan sepedanya, turun dengan kesal, membanting sepedanya begitu saja dipinggir jalan, membuka kasar helemnya, dan membantingnya begitu saja. Lalu dengan sangat kelelahan, Kinan menjatuhkan bokongnya di atas aspal, meregangkan kakinya, menutup matanya sejenak, sambil mengatur nafasnya yang hampir saja putus karena Juno sialan.
"JUNOT BANGSAT!!! GAK LAGI-LAGI GUE NURUTIN LO NAIK SEPEDA BAJINGAN!!! " Teriak Kinan sangking kesalnya, dia capek pakai banget!!!
"Tuh orang kesurupan apa gimana sih anjir??" Untung Kinan berhenti dipinggir taman kota, jadi lumayan sepi dari kendaraan, tanpa peduli sekitar Kinan merebahkan tubuhnya begitu saja diatas aspal.
Masih mencoba mengatur nafasnya, sambil memejamkan matanya menghalangi matahari pagi yang menyilaukan. Namun kenyamanan Kinan terganggu karena merasa ada sesuatu yang menghalangi matahari menyinari dia yang berbaring langsung menghadap matahari.
"Bebek! Lo masih hidup kan??" Kinan tau itu suara siapa, dan dia sengaja tetap memejamkan matanya tanpa menjawab ucapan cowok itu.
"Heh!! Lo gak pingsan kan?? " Juno berucap lagi, namun kali ini cowok yang menggunakan kaos hitam panjang, lengkap dengan perlengkapan sepedanya, dan tas sandang miliknya itu sedang jongkok sambil menampar pelan pipi Kinan.
"Nan!! Lo beneran pingsan!! "
"Junot! Kalau lo gak mau mati saat ini juga, mending lo tinggalin gue sendir!" Kinan bisa dengar Juno terkekeh, lalu dia bisa merasakan ada seseorang yang ikut berbaring disampingnya.
