Prologue

1.8K 115 0
                                    

WELCOME TO MY DARK STORY!

Dukung terus dan berikan kesan yang terbaik dalam cerita ini. I hope u guys can understand the shortcomings in this story, cuz i'm still learning a lot.

Jangan lupa comment sebanyak-banyaknya di setiap paragraf dan klik ikon bintang dibawah jangan di skip semua!

Happy Reading everyone ☠️

***

VALESHA JEMISHA HELIOS gadis yang tumbuh dewasa dengan ketidakadilan didalam hidupnya. Dituntut untuk dewasa karena keadaan. Kasih sayang? Sudah tidak pernah ia rasakan sejak 11 tahun yang lalu.

Keadaan yang membuatnya tumbuh seperti ini. Hanya ada dendam yang tertanam di dalam hatinya membuat rasa simpati antar sesama itu menghilang.

Hidupnya sudah terlanjur hancur ketika seorang ratu di dalam hidupnya gugur dimedan perang.

•••

Suasana pagi yang seharusnya di gambarkan dengan sangat indah tapi berbeda dengan seorang Valesha. Hanya ada awan hitam di setiap harinya.

Dan saat ini mereka sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Atmosfer di dalam ruangan tersebut sangatlah dingin hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Sampai akhirnya seorang pria dengan proposi tubuh yang sempurna berdiri dan menatap mereka satu-persatu secara bergantian dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Papah duluan. Kalian lanjutkan sarapannya. Dan buat kamu Valesha, papah tidak mengizinkan kamu untuk tinggal dirumah Omah Athena ataupun rumah sahabatmu. Kamu masih punya rumah bukan anak gelandangan." ucapnya dan pergi begitu saja di ikuti oleh seorang wanita di belakangnya.

Valesha tidak menjawab apapun melainkan lebih memilih menikmati nasi goreng di hadapannya berharap bisa mengalihkan suasana hatinya tapi semua itu gagal, rasanya semakin memburuk dan memuakkan. Dari pada lebih lama di tempat yang seperti neraka bagi Valesha ia memutuskan untuk meninggalkan ruangan tersebut tetapi pergerakannya tertahan oleh genggaman tangan yang menyentuh jemarinya.

"Ka bisa gak kita bicara sebentar?" tanya cewe berambut panjang yang tergerai sempurna. Sorot matanya tidak bisa berbohong ada ketakutan di dalam sana yang mungkin sangat sulit untuk dijelaskan oleh cewe itu.

Valesha yang terkejut secara spontan menghempaskan genggaman tersebut yang tanpa ia sadari terlalu kasar. Karena sejak dulu ia sangat membenci anggota tubuhnya disentuh tanpa seizinnya.

"Lain kali aja."

Satu langkah pertama Valesha beranjak hingga tiba-tiba terdengar suara bisikan yang membuat langkah kakinya membeku dan sekujur tubuhnya kaku. Air muka yang di tampilkan Valesha pun tidak kalah tercengang, tidak percaya apa yang ia dengar saat ini.

"Aku gamau mati seperti bunda Arina."

Untuk sesaat Valesha terdiam untuk mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut Kyra, tapi karena semua itu terlalu tiba-tiba untuknya membuat ia tidak bisa berpikir jernih dan hanya ada keterkejutan yang menguasai dirinya.

Hingga cewe itu berbalik badan dan bertemu dengan pandangan Kyra yang sudah berkaca-kaca dan jika di pertegas lebih dalam pipi cewe itu terlihat sedikit memar seperti bekas tamparan,

"Nanti sore gue share location."

Ucapan Valesha membuat Kyra dengan spontan terbangun dari tempat duduknya dan merentangkan tangannya berharap akan ada pelukan yang menyambut dirinya tetapi yang namanya harapan akan ada kekecewaan. Valesha berjalan menuju tangga yang menyambungkan kepada satu ruangan yang membuat ia merasa tenang dan nyaman. Kamar.

Tapi belum sempat ia menaiki anak tangga lagi-lagi pergelangan tangannya dicekal kembali dan kali ini rasanya sangat kuat membuat peredaran darahnya tidak berjalan dengan lancar. Bahkan tanpa membalikan badan pun Valesha sudah tau siapa orang tersebut dan sangat mudah ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

Siapa lagi jika bukan Maura si wanita keji yang tidak punya perasaan terhadap sesama manusia dengan pakaian yang selalu kekurangan bahan. Wanita yang sudah merebut semua kebahagiaan di dalam hidupnya.

"Apapun yang sekarang sedang kamu rencanakan, jangan pernah sekalipun kamu ikut campur dalam masalah saya dan keluarga saya. Jika tidak mau orang yang kamu sayangi pergi untuk selamanya. Camkan itu." Cekalan di pergelangan tangan Valesha semakin menguat membuat kulitnya membiru dan mati rasa.

Hal itu mampu memancing ketenangan Valesha hingga ia menghempaskan cekalan tersebut dengan  kasar sampai membuat tubuh Maura kehilangan keseimbangan dan terhuyung kebelakang. Belum sempat wanita itu terjatuh Valesha sudah lebih dulu menarik pundaknya dengan kuat agar ia bisa berhadapan dengan iblis didepannya dan saat itu juga Valesha mencengkram pundak Maura yang tidak tertutup kain dengan penuh amarah membuat kuku-kuku cantiknya menancap sempurna.

Valesha tidak menatap dengan amarah melainkan hanya tatapan datar dan terlewat tenang, "Saya sangat takut Maura. Tolong di ingat satu hal, tidak akan ada yang pergi diantara saya dan orang yang saya sayangi. Tapi anda. Karna saya yang akan mengantar anda menuju pengadilan Tuhan. Anda paham sekarang?" seringai jahat terlihat saat cewe itu mengakhiri ucapannya.

Tanpa perasaan cewe itu melepaskan tusukan yang diberikan lewat kuku-kuku cantiknya dari kulit mulus Maura hingga wanita itu merintih kesakitan yang malah terdengar sangat nyaman di telinga Valesha. Rasanya seperti mendengarkan alunan musik yang selalu ingin dia putar diotaknya, cewe itu juga melihat bahwa kuku yang baru saja ia warnai menjadi cokelat nude itu memiliki bercak merah disetiap ujungnya.

Sebelum langkah kakinya menuntun ia meninggalkan tempat tersebut Valesha menyempatkan waktu untuk berbisik di telinga ibu tirinya sebagai salam perpisahan, "Saya kira darah seorang pembunuh akan berbau anyir, ternyata wangi untuk seorang pembunuh lain." ucapnya menarik kembali kepalanya menjauh,

"Terlalu bodoh mencari lawan." gumam Valesha dengan smirk di akhir kalimatnya.



TO BE CONTINUED.

Hello everyone! The opening part has been published, tunjukin kalau kalian benar-benar nunggu cerita ini yaa and i hope u enjoy this story. Vote dan comment kalian di tunggu untuk next chapter!! Thankyouu, babaaii. See u the next chapter..

Fyi; Judul pertama adalah Valesha and The Darkness diubah menjadi Kill The past.

Mungkin hal tersebut bisa buat kalian kurang nyaman karena seringkali berganti-ganti judul, tapi sejujurnya aku hanya mencari judul yang bisa menggambarkan semuanya didalam cerita ini. And here is the result, 'KILL the PAST'





strycrnr

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang