Chapter 23

116 15 0
                                    

WELCOME TO THE DARKNESS!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WELCOME TO THE DARKNESS!

Jika terdapat kata atau adegan yang kurang pantas mohon untuk tidak di contoh.

Noted: sebelum mulai membaca mohon untuk memberikan dukungan dengan vote dan comment positive dicerita ini. Terimakasih.

***

Suasana ruangan yang sangat dingin dan mencengkam membuat anak-anak Draco yang lainnya merasa tidak nyaman. Padahal hanya satu orang saja yang bungkam sejak tadi tapi akibatnya dirasakan oleh semua orang. Cowo itu berwajah tampan tapi sangatlah mengintimidasi, tidak ada sama sekali secetak senyum diwajah yang sedikit lebam dibeberapa area. Ketua Draco itu terus saja membuang nafas kasar yang mengisyaratkan bahwa dirinya sedang dalam mode senggol bacok.

Arsen yang sudah mencoba untuk tidak mengingat wajah bajingan satu itu masih saja otaknya terus-menerus memikirkannya. Sampai tepukan dipundak kirinya membuat ia menoleh kearah orang tersebut dengan satu alis yang terangkat.

"Gue tau lo masih kebawa emosi. Tapi coba lo liat sekitar yang pada ngga nyaman sama aura yang lo keluarin sekarang. Udah kaya mau bunuh orang tau kaga?" ucap Arzan yang ikut duduk.

"Sorry." cowo itu mencoba mengatur emosi didalam dirinya dengan mengeluarkan sebatang rokok dan pematik.

"Ngeroko lagi? udah abis satu bungkus tadi bukannya." ucap Lingga yang datang tiba-tiba dari balik tubuh Arsen.

"Taro Sen, kaga bae begitu." lanjut Lingga yang sekarang juga ikut bergabung.

Pandangan mata cowo itu masih terlihat jelas kilatan amarah yang belum juga mereda. Ia masih terus terngiang ucapan Kevin kepadanya tadi pagi. Bagaimana bisa cowo itu berpikir bahwa bundanya pergi karena ayahnya, padahal tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang kematian kedua orang tuanya.

"Lo engga perlu pikirin omongan Kevin. Dia gapernah tau kehidupan lo seperti apa." tepuk Javas membuat Arsen menoleh kearah cowo itu dengan pandangan mata yang sulit diartikan.

Ia duduk tepat disamping Arsen menggeser tempat Lingga yang sedang menyesap secangkir kopi hitam. Awalnya cowo itu ingin menempeleng kepala Javas tapi melihat raut wajah serius milik cowo itu ia mengurungkan niatnya.

"Sen. Gue tau sekarang lo lagi ga baik-baik aja, gue udah tau semuanya." ucapnya membuat seluruh pasang mata mengarah kepada dirinya. Javas yang langsung menyadari ucapannya dengan cepat mengalihkan pandangannya dan bersikap layaknya tidak terjadi apa-apa.

"Ada aaapa ni?"

"Ada rahasia aapaa ni? kok diem-diem aja."

"Nyembunyiin apaan lu pada berdua."

Arsen menatap Javas dengan tajam membuat cowo itu kelabakan. Ia benar-benar lupa bahwa sedang berada ditempat yang ramai.

"Ekhm. Engga ada apa-apa, gausah di pikirin." ucap Arsen dan langsung pergi begitu saja. Dan sekarang anak Draco memandang Javas meminta penjelasan.

KILL the PAST [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang